Pembuat Video Pengguna Masker Goblok Jadi Duta Prokes, Ini Kata Pakar

bacasaja.id
Pelaku saat diamankan di mapolrestabes Surabaya

BACASAJA.ID – Sempat viral di media social mengatakan warga bermasker sebagai “Orang Goblok” pria bernama Putu Arimbawa (28), warga Driyorejo, Gresik, kini menjadi duta prokes.

Pelaku pengumpatan para pengunjung Supermal Pakuwon Surabaya yang bermasker dalam sebuah video yang viral itu telah meminta maaf secara terbuka di Mapolrestabes Surabaya.

Baca juga: VIRAL! Ibu Sambil Gendong Bayi Cerita Uang Hasil Ngamen Dirampas Oknum Satpol PP, Benarkah?

Putu juga sudah disanksi melakukan kerja sosial di Liponsos Keputih dan membayar denda administrasi senilai Rp 150.000. Bahkan, ia didaulat duta protokol kesehatan (prokes).

Anehnya, usai permintaan maaf dan kerja sosial, Putu dijadikan duta Prokes dan membuat khalayak geleng-geleng. Bahkan, pengusungannya menjadi duta prokes itu dikomentari Pakar Administrasi Publik Unair, Falih Suaedi.

Falih menjelaskan, duta merupakan pemain sesungguhnya. Artinya, secara realita mempunyai sesuatu untuk bisa menyentuh orang lain, bukan dengan cara pencitraan seperti yang terjadi dalam sinetron. Maka dari itu, harus ada kriteria-kriteria tertentu yang perlu dipertimbangkan sebelum seseorang diinginkan diusung menjadi duta.

Berikut kriteria-kriteria yang dinilai bisa menjadi pertimbangan menjadi duta menurut Falih:

  1. Figur duta harus mempunyai pertumbuhan pribadi yang konsisten
  2. Calon duta memiliki kepedulian tinggi terhadap bidang yang dia emban,
    3. Memberikan nilai tambah bidang yang dikampanyekan,
    4. Menerapkan value bidang itu secara konsisten dalam kehidupan.

 

“Kalau para pelanggar justru dijadikan duta, saya melihatnya itu hal yang sia-sia, efeknya nol,” sebut Falih, Minggu (9/5/2021).

Baca juga: Bikin Gempar dan Viral! Siapa LM yang Diduga Selingkuhan Ridwan Kamil?

Falih menuturkan, sosok seorang duta seyogyanya memberikan panutan. Namun, publik sudah mengetahui bahwa sosok itu tak mengimplementasikan value bidang yang diemban dengan baik dan konsisten.

Dekan FISIP Unair itu juga menambahkan, hal tersebut selaras dengan teori bandura, yang menyatakan seorang panutan harus memenuhi 2 kriteria, yaitu duta harus mampu mendorong orang lain untuk melakukan sesuatu seperti yang dia lakukan atau harus bisa menginspirasi dan memotivasi orang lain. Yang kedua adalah harus memberikan contoh dan dukungan.

“Jadi, tidak bisa kita mengangkat duta dengan alasan sosok itu terkenal atau sedang viral,” tambahnya.

Sosok seorang duta seharusnya diambil dari kalangan yang tidak melangit, tapi justru membumi. Baik dari sifat, sikap, dan beragam hal mengenai duta yang dimaksud.

Baca juga: Giliran Karawang Gempar! Kelompok Hacker Tim Gabut yang Soroti PGRI Karawang vs Bro Ron Viral

Perihal sosok membumi, Falih menyatakan tak mengapa untuk mengambil sosok duta dari kalangan bawah. Menurut dia, sosok dengan kriteria tersebut akan lebih mudah menggerakkan dam mendekati massa secara natural.

Ketika melihat bahwa ada orang lain dari kalangan bawah yang melakukan sesuatu, maka hati kita akan tersentuh, ikut tergerak melakukan hal yang sama.(mn/j2)

 

Editor : Redaksi

Hukum
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru