TPID Jatim Dorong Pencairan Bansos agar Daya Beli Masyarakat Terjaga selama PPKM Darurat

bacasaja.id
TPID Jatim dipimpin Kadis Disperindag Jatim Drajat Irawan saat sidak pengendalian Inflasi di Pasar Surabaya. (Kominfo Jatim)

BACASAJA.ID - Kekhawatiran Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jatim tak terbukti. Alih-alih kekurangan pasokan, ternyata stok komoditas cabai merah, ayam karkas, dan telur ayam justru menunjukkan surplus yang cukup tinggi.

"Melimpahnya pasokan komoditas tersebut diperkirakan akan meningkatkan risiko deflasi lebih besar ketika kebijakan PPKM Darurat diberlakukan yang dikawatirkan menyebabkan daya beli masyarakat menurun," ujar Kepala Divisi Implementasi Kekda Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Dadal Angkoro, dikutip Sabtu (10/7/2021).

Baca juga: Gubernur Jatim Khofifah Gelontorkan Bansos Rp6,3 Miliar di Pamekasan

Kondisi tersebut, sesuai pantauan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur, menunjukkan tren penurunan harga pada komoditas pangan tersebut.

Menurut Dadal Angkoro, sebagai bentuk antisipasi terhadap risiko inflasi tersebut, Tim Teknis TPID Provinsi Jawa Timur merumuskan beberapa rekomendasi tindak lanjut kegiatan kepada Ketua TPID Provinsi Jawa Timur yaitu Gubernur Jawa Timur.

Pertama, TPID melalui Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur akan mengupayakan pencairan Jaring Pengaman Sosial pada masa PPKM Darurat untuk meningkatkan daya beli.

Sementara Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, Alwi, menyampaikan bahwa PKH (Program Keluarga Harapan) plus sebesar Rp19 Miliar ditargetkan tersalurkan sebelum PPKM darurat berakhir.

Dinas Sosial juga akan menyalurkan dana ASPD (Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas Berat) pada bulan Juli 2021.

Selain kedua jenis bansos tersebut, Dinas Sosial juga akan menyalurkan Santunan Kematian Akibat Covid-19/ BTT (Bantuan Tak Terduga), Bantuan Sosial Anak di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BNPT).

Baca juga: Dinsos Surabaya dan PKH Gelar Bimtek Validasi Data Penerima Manfaat

Sementara Kedua, TPID melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur Drajat Irawan akan mengaktifkan kembali inovasi belanja online yang pernah diterapkan sebelumnya.

Inovasi tersebut adalah Pamor (Pasar Murah Online), Pasar Online Provinsi Jawa Timur (bekerjasama dengan ojek), dan Chatbot Whatsapp (pemberdayaan ojek pangkalan sebagai kurir).

Ketiga, TPID melalui Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur akan memastikan distribusi komoditas pangan strategis berjalan lancar. Aktivitas pasar induk yang biasa dimulai sejak sore hingga subuh, akan diatur agar tetap dapat berjalan dengan mengikuti kebijakan yang berlaku.

Keempat, TPID melalui Satgas Pangan akan terus berada di tengah masyarakat untuk memastikan tidak terjadi pelanggaran hukum terkait komoditas pangan. Kelima, TPID melalui Diskominfo akan mengkomunikasikan kondisi kestabilan stok pangan agar tidak terjadi kepanikan di tengah masyarakat.

Baca juga: Pemkot Surabaya Imbau Warga Tertib Adminduk Demi Kelancaran Bantuan Sosial

Keenam, TPID melalui Dinas Pertanian, Dinas Peternakan dan Bulog akan terus mendorong peningkatan produksi komoditas pangan strategis untuk menjadikan Jawa Timur sebagai lumbung pangan nusantara.

Ketujuh, TPID melalui Bank Indonesia dan Biro Perekonomian akan terus mendorong BUMD Pangan Jawa Timur agar dapat mendistribusikan pasokan komoditas yang melimpah keluar provinsi agar terjadi kestabilan pasokan di Jawa Timur.

Berbagai rekomendasi upaya tersebut akan menjadi strategi TPID Provinsi Jawa Timur untuk memastikan kestabilan inflasi di Provinsi Jawa Timur.

"Inflasi yang terjaga diharapkan memberikan ketenangan kepada masyarakat di tengah pelaksanaan PPKM Darurat khususnya di Jawa Timur," pungkasnya. (kmf/rg4)

Editor : Redaksi

Hukum
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru