BACASAJA.ID - Dampak perpanjangan dari kebijakan PPKM Level 4 di Kota Surabaya, cukup mengejutkan bagi para pelaku UMKM. Pasalnya, dari pemberlakuan kebijakan ini, banyak UMKM yang mengaku sepi pembeli, hingga tidak sedikit UMKM yang terpaksa memberhentikan produksinya.
Seperti salah satu pelaku UMKM di wilayah Krembangan Kota Surabaya, Tien Iswanti (53) yang mengaku, bahwa usaha minuman wedang songo dan rice bowl ayam kriwil sepi pembeli, sejak PPKM diberlakukan oleh Pemerintah.
Baca juga: Dukung Pertumbuhan UMKM, QRIS Bank Jatim Ramadan Vaganza Sukses Digelar
"Selama PPKM berjalan, yang jelas berdampak pada perekonomian, income itu menurun drastis," ujar Tien Iswanti pemilik UMKM Jeng Is.
Sebelum PPKM diberlakukan pemerintah, Tien Iswanti mengaku, bahwa usaha miliknya selalu ramai pesanan, baik dari perusahaan, instansi pemerintah maupun masyarakat umum.
"Biasanya yang pesan dari perusahaan dan rumah tangga. Satu hari, wedang Songo dan Rice Bowl, perkiraan sehari 60-65 bowl tapi sekarang sama sekali ndak ada pesanan selama PPKM," ungkapnya.
Senada dengan Tien Iswanti, salah satu pelaku UMKM lainnya, yakni Nur Aisah pemilik UMKM Cokelat juga mengeluh pendapatan selama PPKM sedikit mengganggu usahanya.
"Tapi masalah perkembangan penjualan produk masih sepi pak sejak pandemi ini," jawabnya saat dihubungi.
Baca juga: 102 UMKM Ramaikan Bank Jatim QRIS Ramadan Vaganza di Balai Kota Surabaya
Dari keluhan tersebut, Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya, Anas Karno mengaku prihatin dengan tersendatnya usaha para pelaku UMKM.
Anas berharap, adanya perhatian khusus pemerintah kota kepada pelaku UMKM se-Surabaya yang terdampak pemberlakuan PPKM selama ini.
"PPKM level 4 ini, Dinas Koperasi maupun Dinas Perdagangan untuk mensupport lebih agar perekonomian berjalan kembali dan UMKM bisa berkembang, hidup dan tetap eksis," kata Anas saat dihubungi melalui sambungan seluler, Minggu (8/8/2021).
Baca juga: Dinkopdag Surabaya Sediakan Hotline untuk Korban Penipuan Pinjaman UMKM
Menurutnya, perhatian khusus pemerintah terhadap pelaku UMKM bisa mendongkrak perputaran ekonomi di tingkat bawah. Karena UMKM merupakan ekonomi kerakyatan yang memiliki produk lokal.
"Dalam kondisi ini UMKM harus diberi support yang lebih karena tingkat ekonomi dasar adalah UMKM," tuturnya.
Selama PPKM ini, ia terus berkeliling menemui para pelaku UMKM di tiap kecamatan untuk memastikan perkembangan usaha mereka. (byta/rg4)
Editor : Redaksi