Musim Hujan, 5.432 Hektare Lahan Sawah Padi di Jatim Terdampak Banjir

bacasaja.id
Lahan sawah yang terendam banjir (Istimewa)
BACASAJA.ID - Dampak peningkatan curah hujan di bulan Oktober membuat lahan persawaham di Jatim seluas 5.432 hektare terendam banjir. Meski terdampak banjir, hasil panen padi di Jatim masih stabil. 
 
Ribuan hektare sawah yang terdampak di 17 kabupaten/kota di Jatim diantaranya dari Kabupaten Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Tuban, Bojonegoro, Lamongan, Madiun, Ngawi, Kediri, Nganjuk, Pasuruan, Jember, Pamekasan, Bangkalan, Sampang dan Kota Madiun. 
 
Selain area persawahan, area pertanian lain yang juga terdampak banjir yaitu seluas 97 hektare berupa kebun jagung, 2 hektare ladang semangka, 16 hektare ladang cabai dan 0,25 hektare lahan bawang merah. 
 
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Hadi Sulistyo mengatakan meski ada ribuan hektare lahan yang terdampak, hal itu tak berpengaruh secara signifikan terhadap produksi padi di Jatim. 
 
“Banjir yang terjadi di beberapa daerah ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produksi padi di Jatim karena yang terkena banjir hanya 1,11 persen dari luas lahan sawah di Jatim,” kata Hadi, Selasa (22/12/2020). 
 
WhatsApp_Image_2020-12-22_at_12.18.40
 
Hadi menyebut penyebab terjadinya banjir tersebut selain intensitas hujan yang cukup besar (hujan deras) sebagian besar juga disebabkan akibat luapan air sungai yang tidak tertampung. Bahkan beberapa diakibatkan karena tanggul sungai yang jebol. 
 
"Kami melakukan langkah-langkah antisipasi adanya banjir susulan. Perbaikan tanggul serta pemantauan kondisi tanaman akan dilakukan secara intensif. Kita akan pantau secara berkala nantinya,” katanya. 
 
Hadi menambahkan, banjir hingga pandemi Covid-19 tidak terlalu mempengaruhi hasil panen di Jatim. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, pada Oktober 2020, Jatim menempati peringkat pertama sebagai produsen padi terbesar di Indonesia tahun 2020. 
 
Produksi padi Jatim meningkat 0,44 juta ton dari 9,58 juta ton pada tahun 2019 menjadi 10,02 juta ton di tahun 2020. Tidak hanya itu, surplus produksi beras Jatim pun meningkat di tahun 2020 ini. Dari yang sebelumnya hanya sebesar 1,28 juta ton pada tahun 2019, menjadi 1,50 juta ton di tahun 2020. 
 
Kabupaten dengan produksi padi tertinggi di Jatim adalah Lamongan yakni 0,87 juta ton. Disusul peringkat kedua Ngawi dengan 0,83 juta ton, dan ketiga Bojonegoro 0,74 juta ton. Namun jika dilihat dari jumlah kenaikan dibanding tahun 2019, maka kenaikan tertinggi produksi padi di Jatim terjadi di Kabupaten Ponorogo yakni sebesar 74.610 ton, Ngawi 52.280 ton, dan Bojonegoro 45.320 ton. 
 
"Sejauh ini tidak berdampak terhadap produksi padi," tegas Hadi.(Arry/Pur) 

 

Baca juga: 30-an Rumah di Karangpilang Terdampak Banjr, BPBD Gerak Cepat Menangani

Editor : Redaksi

Hukum
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru