BACASAJA.ID - Menghadapi perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022 mendatang, Polrestabes Surabaya akan berupaya melakukan serangkaian proses pengamanan untuk mengantisipasi keramaian dalam perayaan tersebut.
Salah satunya, polisi akan melakukan keamanan di gereja-gereja se-Surabaya akan terjaga. Bahkan, Polrestabes telah membuat konsep pengamanan ring dan berlapis serta melakukan upaya pembatasan.
Pembatasan dilakukan dalam rangka PPKM dan mengantisipasi potensi, sekat kota, dan wilayah lingkungan gereja.
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Akhmad Yusep Gunawan mengatakan, dalam Natal dan Tahun Baru, mengajak seluruh elemen masyarakat dan instansi terkait untuk meminimalisasi hingga mencegah terjadinya penyebaran virus Covid-19 terulang kembali.
"Saat ini muncul gelombang ke-3 yang telah diwanti-wanti para pakar dan ahli kesehatan. Terkait situasi ditengah pandemi Covid-19, pola pengamanan Natal dan Tahun Baru 2022 sudah kami persiapkan dari awal," kata Yusep, Senin (15/11/2021).
Lanjutnya, maka dari itu, meminta masukan-masukan dari semua pihak. Rencananya, pihaknya akan menentukan pola terkait kesehatan dan keamanan pada saat kebaktian, Natal, dan Tahun Baru 2022.
Polrestabes Surabaya juga telah mensosialisasikannya bersama para sesepuh, tokoh, dan pemuka agama Nasrani dan Katolik. Ihwal pelaksanaan ibadah akhir tahun nanti, ia ingin tak terjadi penyebaran virus Covid-19 lagi.
"Bila disepakati, pelaksanaanya akan menggunakan fasilitas digital yang ada, menggunakan undangan yang sudah tercatat dan melalui barcode serta memastikan bahwa yamg diundang pihak gereja adalah betul yang hadir, itu juga untuk mengantisipasi potensi-penyebaran gelombang baru," imbuh Yusep.
Baca juga: Pemkot Surabaya Gelar Perayaan Natal 15 Januari 2025, Ajak Umat Kristiani Beribadah Bersama
Sementara itu, Kepala BPB Linmas Kota Surabaya, Irvan Widyanto menyampaikan hal yang sama dan pihaknya mendukung segala upaya yang dilakukan untuk menekan dan mencegah penularan Covid-19 di kota pahlawan.
"Untuk Surabaya sendiri, dari angka konfirmasi cenderung fluktuatif dan sempat meningkat dan menurun. Yang terpenting adalah kita tidak boleh abai dan lengah, pandemi ini belum selesai," kata dia.
Meski begitu, ia mengaku pihaknya juga berupaya untuk melakukan pemetaan persebaran penularan Covid-19. Bahkan, apabila ditemukan kasus aktif baru, akan ada serangkaian prosedural prokes Covid-19 khusus untuk menanganinya.
Baca juga: Jelang Natal, Irwasum Polri Periksa Prokes dan Pengamanan di Gereja
Sedangkan, Perwakilan Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia Kota Surabaya, Pendeta Samuel mengungkapkan, dirinya akan segera menyampaikan hasil rapat koordinasi dengan jaringan seluruh gereja se-Surabaya.
"Dari pertemuan ini, kita akan sampaikan ke gereja-gereja anggota," tutur dia.
Samuel mengaku, pihaknya patuh dan menerapkan regulasi dari pemerintah terkait langkah pencegahan Covid-19. Mulai dari menerapkan prokes ketat, melakukan skrining datang jemaat, menganjurkan lansia beribadah di rumah, hingga membatasi kapasitas.
"Kami sudah batasi sesuai ketentuan, sekarang 75%, kebanyakan yang hadir malah dibawah 50%, itu biasanya gereja-gereja menengah keatas. Sementara, untuk manula dihimbau untuk tidak melakukan ibadah di gereja terlebih dulu," tutup Samuel. (Jem/RG4)
Editor : Redaksi