Anak SD Mampu Mengolah Sampah Kompos 3 Ton, Diapresiasi Plt Wali Kota

author bacasaja.id

- Pewarta

Jumat, 08 Jan 2021 14:57 WIB

Anak SD Mampu Mengolah Sampah Kompos 3 Ton, Diapresiasi Plt Wali Kota

i

Plt Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana melakukan penyerahan tropy penghargaan Surabaya Eco School, Jumat (08/01/2021).

BACASAJA.ID - Plt Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana melakukan penyerahan penghargaan Surabaya Eco School di Ruang Sidang Walikota, pada Jumat (08/01/2021).

Anak-anak pada kategori Keluarga Sadar Iklim Terbaik 2020 Sekolah Dasar tersebut berasal dari lima sekolah dasar. Yakni, juara pertama diraih oleh SDN Nginden Jangkungan 1, juara kedua SDN Pakis IIII, juara ketiga  SDN Petemon, juara ke empat SDN Banjar Sugihan V, dan juara ke lima SD Islam Al Azhar II

Baca Juga: Surabaya Masuk 50 Besar Finalis Bloomberg Philanthropies Mayors Challenge Keenam

Kegiatan dari tunas hijau, Surabaya Eco School ini dinilai memberi pemahaman pendidikan dini kepada anak-anak. Khusunya pada masa pandemi ini, yang juga mulai peduli pada perubahan iklim.

"Kami berharap bisa berlanjut ke generasi ke depan, kepada anak didik, dengan pendidikan, pengetahuan dan kepedulian akan menumbuhkan kebiasaan. Jangan sampai kebiasaan kemarin seperti tidak peduli lingkungan terjadi lagi," ungkap Whisnu.

Nantinya program tersbut juga akan dilanjutkan melalui Dinas Kebersihan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) dan Dinas Pendidikan, agar ada sosialisasi dan tumbuh rasa kepedulian pada lingkungan sekitar.

Baca Juga: Harumkan Nama Indonesia, Siswa SMP Surabaya Juara Olimpiade Matematika Dunia di Dubai

Seperti salah satunya, SD Negeri di wilayah Menanggal mendapat apresiasi dari Whisnu, sebab mampu mengolah kompos dan menghasilkan 1 ton hingga 3 ton.

"Jadi sampah bisa tereduksi dari hulu. Problem kota adalah sampah dan banjir. Kalau pengelolaan dari sekolah dan rumah selesai, akan aman. Dengan bertambahnya penduduk, sampah bertambah," terangnya.

Baca Juga: Satpol PP Surabaya Tertibkan PKL dan Kendaraan Parkir Liar di Trotoar Kedungdoro

Sementara itu, pengelolaan sampah menjadi salah pilot project nasional. Whisnu berharap bila volume sampah tidak bertambah. "Tapi ada penyelesaian di hulu. Pengolahan juga di kampung, sekolah, rumah. Bank sampah, composting, bisa jadi penambahan ekonomi," imbuhnya.

Terakhir, Whisnu menyampaikan bila program Surabaya Eco Shcool merupakan dari ekstrakulikuler yang tidak menutup kemungkinan masuk pada kurikulum pembelajaran di sekolah. "Ini bagian dari ekskul. Bisa terus lanjut dan kembangkan supaya kepedulian bisa meningkat dan berlanjut," tandasnya. (Byta)

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU