BACASAJA.ID - Wisata Religi Sunan Ampel Surabaya masih menjadi tempat jujukan para peziarah maupun warga sekitar yang hendak melakukan ibadah.
Pada masa Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), wisata religi Sunan Ampel rupanya tidak mengurangi antusias para wisatawan.
Panatauan bacasaja.id masih banyak masyarakat yang hadir untuk berziarah mendoakan masih terlihat ramai. Nampak masih banyak yang wisatawan yang hadir tidak mengindahkan protokol kesehatan.
Tidak sedikit anggota Satpol PP terus mengingatkan wisatawan atau masyarakat sekitar yang belum menggunakan masker dan tidak mengjaga jarak.
Pada hari Jumat ini, tidak hanya sekitar, melainkan wisatawan terus berbondong-bondong datang untuk menjalankan ibadah Sholat Jumat di Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya.
Namun, menurut pengawas dari warga setempat, Jono mengatakan, kedatangan wisatawan selama masa PPKM menurun sebanyak 75%. Sebab dalam peraturan terdapat jam malam yang mengatur batas berkumpul masyarakat.
"PPKM ini berkuranga drastis 75% selain hari Jumat, karena Jumat ini banyak yang datang untuk sholat Jumat," terangnya.
Jono juga mengungkapkan, bila ia dan penjaga kawasan wisatan religi Sunan Ampel, terus mengimbau wisatawan yang datang untuk menjaga jarak dan menggunakan masker.
Selama PPKM ini, pihanya mengaku selalu menghimbau kepada pengunjung untuk terus menjaga protokol kesehatan, sesui dengan aturan PPKM.
"Semua kembali pada kesadaran masyarakat, kami sudah melukam sosialisai protokol kesehtaan. Menyediakan masker dan tambahan tempat cuci tangan," ungkapnya.
Disinggung mengenai peristiwa Kamis malam (14/01/2021) yang sempat viral di media sosial, salah satu wisatawan sempat kesal dengan kedatangan aparat gabungan yang membubarkan peziarah, sebab dinilai tidak mengindahkan PPKM yang berlaku di Kota Surabaya.
"Semalam itu di plitntir orang yang tidak bertanggung jawab. Kedatangan aparat untuk menghimbau wisatawan dan masayarakat agar tidak menimbulkan kerumunan. Mungkin ada yang tidak suka karena mengganggu ibadah, jadi muncul seperti itu," jelasnya.
Disisi lain, Koordinator Satpol PP Kecamatan Semampir, Agus Haryono mengaku telah melakukan pengamanan ketat, khusunya pada kondisi pandemi Covid -19 saat ini.
"Masyarakat ini ada yang patuh, tetapi ada yang tidak. Untuk memakai masker masih harus kami tegur," keluhnya.
Sebanyak 10 personil setiap harinya diterjunkan untuk menjaga pintu masuk ke dalam Masjid Agung Sunan Ampel, dari wisatawan yang tidak menerapkan protokol kesehatan.
Sementara itu, Kepolisian Sektor Semampir, Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya kemudian angkat suara terkait beredarnya video pembubaran peziarah di area makam Sunan Ampel Surabaya.
Kapolsek Semampir, Kompol Agus Ariyanto menegaskan, pihaknya bersama Koramil dan Satpol PP Kecamatan Semampir terpaksa menertibkan peziarah yang tidak mematuhi patuh protokol kesehatan.
Penertiban itu dilakukan petugas gabungan pada Kamis (14/1/2021). Selain melanggar jam malam PPKM yang sudah ditetapkan pemerintah melalui Keputusan Gubernur nomor 7 tahun 2021, terlihat kerumunan peziarah yang saling berdekatan di masa pandemi penularan Virus Covid 19.
"Kami tertibkan para peziarah karena memang sangat banyak sekali dan berkerumun. Padahal saat ini Surabaya tengah menjalankan PPKM. Dan itu sudah diatas jam malam," kata Agus Ariyanto, Jumat (15/1/2021).
Agus menegaskan jika yang dibubarkan bukan ziarahnya atau ibadahnya, melainkan menegakkan aturan terkait pelanggaran protokol kesehatab yakni kerumunan.
"Yang kami bubarkan bukan Ziarahnya tapi berkerumunnya yang bisa menimbulkan penularan covid 19," imbuhnya.
Ia menyesalkan pengelola tempat ziarah yang tidak mengindahkan aturan pemerintah terkait upaya percepatan penanganan virus Covid 19.
"Itu yang kami sayangkan. Padahal sudah beberapa kali kami lakukan koordinasi dengan mereka (pengelola)," sesalnya.
Meski begitu, petugas gabungan belum memberikan tindakan tegas berupa sanksi kepada para peziarah yang melanggar aturan prokes tersebut.
"Kami imbau dan meminta agar mereka (peziarah) untuk pulang," tandasnya. (Byta/rga)
Editor : Redaksi