JAKARTA - Kementerian ESDM angkat bicara terkait keinginan Presiden terpilih Prabowo Subianto, yang menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia 8 persen.
Menurut Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P Hutajulu, dibutuhkan pasokan listrik yang besar untuk mencapai target tersebut. Namun sejauh ini belum ada keputusan terkait perencanaan listrik tersebut.
Baca Juga: Isu Reshuffle, Prabowo Mendadak Datang Ke Istana Sore Ini
"Belum diputuskan ya. Jadi apakah nanti di 15 tahun apa 10 tahun, yang jelas kita mau ngejar pertumbuhan ekonomi 8%, tentu listriknya juga didorong lebih besar lagi sehingga makin besar," kata Jisman P Hutajulu dikutip Sabtu (5/10/2024).
Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) II Thomas Djiwandono menjelaskan angka 8% merupakan target selama lima tahun pemerintahan Prabowo. Dengan demikian, untuk mencapainya diperlukan waktu secara bertahap.
Baca Juga: Hilangnya KRI Nanggala-402 Masih Dicari, Menhan Prabowo: Rumit!
"Apakah kita akan mencapai target-target lebih tinggi dari 5,2% di APBN 2025? Kembali lagi, biarlah kami dan Pak Prabowo bekerja. Yang penting kan kita sudah punya landasan yang sangat baik," terang Thomas.
Sementara itu, guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Telisa Aulia Falianty menilai tambahan pasokan listrik menjadi hal mendesak untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen seperti target Prabowo.
Baca Juga: Sah Jadi Suami Aurel, Rupanya cuma Segini Maskawin yang Diberikan Atta
Sejak Indonesia berhasil lepas dari pandemi Covid-19, menurut dia, berbagai sektor kembali beroperasi normal termasuk industri-industri. Dampak positif dari ekonomi yang normal kembali, permintaan terhadap listrik justru mengalami peningkatan signifikan.
“Hal itu tentu harus diantisipasi oleh semua pihak guna memastikan pasokan listrik dalam beberapa bulan ke depan ini, tahun 2025 dan tahun-tahun mendatang apalagi ingin mencapai target pertumbuhan ekonomi,” ungkapnya. (*)
Editor : Redaksi