BACASAJA.ID -Kapal selam KRI Nanggala-402 hilang kontak di perairan Bali utara. Hingga Jumat (23/4/2021) ini, pencarian kapal buatan Jerman itu masih dilakukan.
Dalam operasi pencarian ini, tim menemukan tumpahan minyak dan bau solar di beberapa lokasi berbeda. Ini menjadi tanda keberadaan KRI Nanggala-402.
Baca Juga: 53 Rumah Pahlawan Nanggala-402 Resmi Diserahkan Terimakan ke para Ahli Waris
Tim juga menemukan titik dengan kemagnetan tinggi terdeteksi. Dari titik itu, diduga KRI Nanggala-402 berada pada kedalaman 50-100 meter.
Kapal selam produksi Jerman tahun 1977 itu ditengarai mengalami black out atau mati listrik total saat penyelaman sehingga kapal tersebut diperkirakan jatuh di kedalaman sekitar 600-700 meter dari permukaan laut.
Di dalam kapal tersebut, terdapat 53 awak kapal yang terdiri dari 49 anak buah kapal, 1 komandan satuan, dan 3 personel arsenal.
Belum ditemukannya KRI Nanggala-402, membuatMenteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto angkat bicara. Ia mengatakan, hilangnya kapal selam itu menunjukkan betapa rumitnya pekerjaan mengelola pertahanan negara.
Menurut dia, pengelolaan pertahanan negara setidaknya mengandung tiga unsur yang sangat krusial.
Baca Juga: Eri Cahyadi & Cak Ji Menangis saat Beri Bantuan Keluarga KRI Nanggala
"Jadi memang kejadian ini juga menggarisbawahi bahwa memang pertahanan negara adalah suatu pekerjaan yang sangat rumit, memerlukan suatu teknologi yang sangat tinggi dan mengandung unsur bahaya," ujar Prabowo dalam konferensi pers di Bali, dikutip dari Kompas TV.
Prabowo menilai, ketiga unsur dalam pengelolaan pertahanan negara tersebut berlaku di tiga aspek sekaligus, yakni darat, udara, dan laut.
Dalam mematangkan pengelolaan pertahanan negara tersebut, kata Prabowo, TNI harus selalu dalam kondisi siap tempur. Kondisi ini pun mengharuskan TNI aktif menggelar latihan sekalipun sangat berbahaya.
Di samping itu, faktor lain yang menjadi tantangan dalam pertahanan negara yakni betapa mahalnya harga alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Baca Juga: Beasiswa Anak Kru KRI Nanggala, Ketua Baznas Gresik: Kita Welcome
Akibatnya, menurut Prabowo, pimpinan negara selalu dihadapkan dengan dilema antara mengutamakan pembangunan kesejahteraan masyarakat atau pembangunan pertahanan negara.
"Karena itu Presiden telah memerintahkan saya satu tahun yang lalu untuk bersama-sama pimpinan TNI menyusun suatu masterplan, rencana induk, 25 tahun yang memberi kepada kita suatu totalitas kemampuan pertahanan. Ini sedang kita rampungkan," ucap Prabowo.
"Kita sedang menyusun, sedang memperbaiki. Insyaallah dalam 2-3 minggu ini kita akan bersama dengan Panglima TNI dan kepala staf kita rampungkan dan akan kita sampaikan kepada bapak Presiden," kata dia. (int/kom/bsi)
Editor : Redaksi