JAKARTA - Langkah KPK mengungkap kembali kasus dana hibah APBD Provinsi Jawa Timur (Jatim) 2019-2022, lagi-lagi menyita perhatian publik. Bagaimana tidak, dari kasus tersebut, KPK telah menetapkan 21 tersangka, salah satunya Kusnadi, eks Ketua DPRD Jatim.
Terbaru, KPK melakukan penggeledahan rumah pribadi Anggota DPD RI, La Nyalla Mahmud Mattalitti di Surabaya pada Senin (14/4/2025). La Nyalla sendiri menegaskan, jika dirinya tidak kenal sama sekali dengan Kusnadi, mantan Ketua DPRD Jatim yang jadi tersangka korupsi dana hibah.
Baca Juga: KPK Geledah Rumah Tokoh Pemuda Pancasila La Nyalla Mattalitti, Terkait Korupsi Dana Hibah Jatim
Berikut enam fakta penggeledahan rumah La Nyalla di Surabaya oleh KPK terkait kasus dana hibah APBD Provinsi Jatim 2019-2022.
1. Penggeledahan Terkait Kasus Dana Hibah
Penyidik KPK melakukan penggeledah La Nyalla Mattalitti di Surabaya, menyangkut perkara kasus dana hibah kelompok masyarakat Jawa Timur. "Benar, penyidik melakukan kegiatan penggeledahan di Kota Surabaya, terkait penyidikan perkara dana hibah Pokmas Jatim," kata Juru Bicara (Jubir) KPK Tessa Mahardhika, dalam keterangannya, Senin (14/4/2025).
2. Cari Tambahan Bukti Tersangka Kusnadi
KPK menjelaskan, penggeledahan itu dilakukan dalam rangka mencari bukti tambahan terhadap tersangka Kusnadi, mantan Ketua DPRD Jawa Timur. Yakni, dalam perkara tindak pidana korupsi dana hibah Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
"Untuk detail penjelasan lebih lanjut akan disampaikan. Setelah seluruh rangkaian kegiatan penggeledahan selesai dilaksanakan," ucap Tessa.
3. Sebanyak Lima Orang Penyidik KPK Geledah Rumah La Nyalla
Dalam penggeledahan itu, sebanyak 5 orang penyidik KPK diterima oleh penjaga rumah La Nyalla. Aksi penggeledahan itupun disaksikan oleh dua asisten rumah tangga La Nyalla.
La Nyalla Mahmud Mattalitti buka suara, terkait sosok tersangka Kusnadi, eks Ketua DPRD Jawa Timur. La Nyalla mengaku, tidak mengenal Kusnadi selaku tersangka dana hibah kelompok masyarakat (pokmas) APBD Provinsi Jatim 2019-2022.
“Saya juga tidak tahu, saya juga tidak pernah berhubungan dengan Saudara Kusnadi. Apalagi, saya juga tidak kenal sama nama-nama penerima hibah dari Kusnadi," kata La Nyalla dalam keterangan persnya kepada wartawan, Senin (14/4/2025).
Baca Juga: Proyek Surabaya Waterfront Land Rp72 Triliun Diadukan ke Anggota DPD RI La Nyalla
4. La Nyalla Sebut KPK Tidak Temukan Barang Bukti
La Nyalla mengatakan, dirinya bukanlah pelaku penerima dana hibah atau pokmas APBD Provinsi Jatim 2019-2022. Ia pun merasa tidak aneh, jika surat berita acara hasil penggeledahan KPK tidak ditemukan barang bukti.
"Karena itu, pada akhirnya di surat berita acara hasil penggeledahan ditulis dengan jelas. Kalau tidak ditemukan barang/uang/dokumen yang terkait dengan penyidikan,” ucap La Nyalla.
5. La Nyalla Minta KPK Luruskan Persoalan
Kemudian, La Nyalla pun mempertanyakan, alasan KPK menggeledah rumah yang tidak ada kaitannya dengan perkara Kusnadi. Ia mendesak, KPK untuk menyampaikan kepada publik tidak ditemukan apapun di rumahnya terkait obyek perkara dengan tersangka Kusnadi.
“Saya sudah baca berita acara penggeledahan yang dikirimkan via WA oleh penjaga rumah. Jelas di situ ditulis ‘dari hasil penggeledahan tidak ditemukan uang/barang/dokumen yang diduga terkait perkara’, jadi sudah selesai," ujar La Nyalla.
Baca Juga: Marak Jual Beli Kavling Ilegal, Asosiasi Real Estate Minta Solusi ke Ketua DPD RI La Nyalla
"Cuma yang jadi pertanyaan saya, kok bisa alamatnya rumah saya. Padahal, saya tidak ada hubungan apapun dengan Kusnadi,” ujar sambungan respons La Nyalla terhadap sikap KPK.
6. Rumah La Nyalla Dijaga Ormas
Puluhan anggota ormas Pemuda Pancasila (PP) berjaga di rumah mantan La Nyalla di Kawasan Wisma Permai Barat, Mulyorejo. Puluhan orang yang mengenakan seragam doreng merah hitam itu memenuhi teras depan rumah La Nyalla.
Bahkan, Sejumlah mobil beratribut PP juga terparkir di sekitarnya. Ketua Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum PP Surabaya, Rohmad Amrullah mengatakan, keberadaannya bentuk solidaritas
Alasannya, La Nyalla pernah menjadi Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional (MPN) PP Jawa Timur. "Namanya juga Pemuda Pancasila itu kerasa kekeluargaannya ketika ketuanya diperiksa rumahnya digeledah pun langsung datang ke sini," kata Rohmad. (RRI).
Editor : Redaksi