BACASAJA.ID - Ketua Rumpun Kuratif Satgas Penanganan COVID-19 Jatim, Dr. Joni Wahyuhadi mengungkapkan bahwa dari hasil evaluasi yang dilakukan setiap harinya serta grafik yang kita punya, penambahan tempat tidur terus diinstruksikan oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Baca Juga: Mantap! 19 Daerah di Jatim kini Berstatus PPKM Level 1, Ini Daftar Lengkapnya
"Bed di Jatim bertambah 11% makanya bor-nya turun, walaupun case nya naik, case nya naik pada saat PPKM, tapi diakhir PPKM trennya menurun, trennya ada penurunan,"ungkapnya pada Kamis (28/01/2020)
Menurutnya, pada akhir PPKM pertama, terdapat tren penurunan kasus di bandingkan sebelum PPKM. Tingginya pada dua miggu PPKM, sebab penularannya sebelum PPKM terjadi karena ada inkubasi.
"Ketika dilakukan kegiatan PPKM trennya menurun, tren ini yang penting, sehingga dibarapkan dengan PPKM ini tren menurunnya lebih tajam lagi," harapnya.
Disisi lain, WHO mencanangkan dua metode, restriction dan vaksinasi, diharapkan trennya menjadi turun, serta RT (rate of transmision) ikut turun.
Baca Juga: Jatim jadi Provinsi Pertama dan Satu-satunya yang Level 1, Gubernur: Terima Kasih untuk Masyarakat
"Paling menyenangkan, di Jatim itu, RT nya sudah mulai dari satu, RT nya kemarin 0,92. Dari RT yang turun ini, itu diharapkan kasusnya dua minggu kedepan lebhih rendah lagi," jelasnya.
Joni menambahkan, PPKM memiliki manfaat, dengan buktinya RT turun kurang dari satu, membuat trend kasus positif turun. Diharapkan dengan program vaksinasi kepada nakes mengurangi penularan, apabila ada terjadi penularan, diharapkan mengurangi morbilitas dan mortalitas.
"Misalkan ada orang divaksin, 3-4 hari kok masih terpapar, diharapkan terpaparnya tidak berat, karena dia sudah punya anti body," katanya.
Baca Juga: Jatim Bebas Zona Merah Covid-19, Gubernur Khofifah: Semoga Tidak Ada Varian Baru Lagi
Sementara itu, kapasitas testing Kota Surabaya cukup besar, sebab kemampuan testing mencapai 4000-6000 perhari untuk wilayah Jawa Timur.
"Jadi testing itu ada namanya indikasi, jadi siapa yang di tes adalah kontrak trecing, kalau ada satu positif dilakukan trecing kemudian dites, itu yang bagus, kamudian orang yang dakit tentunya, Kalau kita sesuai dengan indikasi itu, ya itu nanti testingnya tepat sasaran," pungkasnya. (byta/rga)
Editor : Redaksi