BACASAJA.ID – Impor beras yang menjadi pembicaraan nasional, disikapi Bupati Lamongan Yuhronur Effendi. Ia menegaskan Lamongan tak perlu impor beras.
Bupati yang akrab disapa Pak Yes ini menjelaskan beras di Kabupaten Lamongan dalam kondisi surplus, meski saat ini sedang pandemi Covid-19.
Baca Juga: Presiden Jokowi Bertemu PM Hun Manet di Australia, Salah Satunya Bahas Impor Beras
“Lamongan ini sedang surplus beras. Saya pikir di Lamongan khususnya, tidak perlu impor beras,” ujar Yuhronur Effendi dikutip Rabu (10/3/2021).
Untuk memastikan stok beras dan gabah, Bupati Yuhronur sudah melakukan pengecekan di Gudang Bulog Sukorejo Lamongan, Selasa (09/03/2021).
Mengenai harga gabah yang mengalami penurunan harga yang cukup drastis, Pak Yes mengatakan, akan mendorong Bulog Sukorejo Lamongan dan Bulog Karanggeneng Babat agar segera melakukan percepatan penyerapan.
“Ya, kita akan terus mendorong penyerapan gabah dari petani. Dengan demikian harga jual gabah bisa sendirinya naik,” papar dia.
Yuhronur mengimbau, lumbung-lumbung pangan di Kabupaten Lamongan juga segera melakukan penyerapan untuk membantu supaya harga gabah ini bisa naik.
Baca Juga: Tolak Impor Beras, DPRD Lamongan: Panen Melimpah tapi Harga Anjlok
“Sampai dengan akhir bulan Maret ini kan puncak-puncaknya panen. Untuk itu lumbung-lumbung pangan juga segera melakukan percepatan penyerapan gabah, karena sekarang lagi panen,” ungkap Pak Yes.
Tak hanya itu, Pak Yes menuturkan, gerakan Ayo Beli Produk Lamongan juga bertujuan supaya beras dan gabah ini segera terserap dalam konsumsi masyarakat di Kabupaten Lamongan.
“Tentunya gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan pembelian dan permintaan gabah yang saat ini harganya antara Rp 3.800,- sampai Rp 3.900. Begitu juga beras khususnya di Kabupaten Lamongan,” aku Pak Yes.
Sementara itu, Kepala Gudang Sukorejo Lamongan Aditya Bagus mengaku akan merencanakan pengadaan dan penyerapan beras di wilayah Kabupaten Lamongan.
Baca Juga: Presiden Jokowi: Saya Pastikan Tidak Ada Impor Beras sampai Juni 2021
“Di gudang ini space-nya penuh dan kami hanya menerima beras. Target penyerapan beras dengan harga Rp 8.300 spesifikasi medium segera kami lakukan kurang lebih 5 ribu ton,” terang Aditya.
Dijelaskannya, Gudang Sukorejo Lamongan memiliki kemampuan untuk menampung beras maksimal 10 ribu ton dengan jumlah 5 unit lokal dengan penyaluran beras setiap bulan ratusan ton.
“Karena masih penuh penyerapan beras belum kita laksanakan. Namun tiap bulan kita sudah menyalurkan beras kurang lebih 100-200 ton tiap bulan,” papar Aditya. (at5/ysf/bsi)
Editor : Redaksi