BACASAJA.ID - Program vaksinasi Covid-19 terus berlanjut. Namun menurut dokter Tirta Mandira Hudhi, banyak yang salah persepsi terhadap vaksin Covid-19. Kok bisa?
Dokter lulusan UGM ini menyebut banyak orang yang menganggap vaksin Covid-19 bisa membuat kebal dari virus corona. Padahal tidak seperti itu.
Baca Juga: Jadi Polemik Dunia, Vaksin COVID-19 AstraZeneca sudah Tidak Beredar di Indonesia
Dokter Tirta mengibaratkan vaksinasi seperti mengenakan helm pengaman saat berkendara sepeda motor. Meski mengenakan helm, yang bersangkutan masih bisa cedera kepala jika terjadi kecelakaan.
"Memakai helm, tetap bisa jatuh, bica cedera kepala, bisa luka-luka, bisa tabrakan, dan lain sebagainya. Memakai helm pengaman tidak berarti tidak bisa cedera," cetus Tirta saat sosialisasi vaksinasi yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sleman di Kompleks Pemda Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (20/3/2021).
Menurut dia, dengan divaksinasi, tidak berarti seseorang tidak akan tertular virus korona. Namun, selayaknya memakai helm, seseorang yang divaksinasi dipastikan tidak akan mengalami gejala yang parah ketika terjangkit covid-19.
Baca Juga: Ratusan Keluarga Nelayan Menerima Vaksinasi Covid-19
"Mereka yang sudah divaksinasi juga tetap bisa terpapar. Namun dipastikan tidak seberat mereka yang tidak divaksin," jelas dokter Tirta dikutip dari medcom.id.
Di sisi lain, penerima vaksin covid-19 dosis pertama bertambah 165.885 orang per 20 Maret 2021 .Total 5.124.948 orang telah menjalani vaksinasi covid-19 dosis pertama.
Baca Juga: Hati-hati, Belum Divaksin Lebih Beresiko Terpapar Covid-19
"Sementara itu, 2.221.200 orang telah menjalani vaksinasi kedua, atau bertambah 152.800 orang," tulis data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19.
Sebanyak 12,70 persen dari total 40.349.051 orang target sasaran vaksinasi tahap I dan tahap II telah mendapatkan dosis pertama. Penerima vaksinasi dosis kedua baru 5,50 persen. (int/bsi)
Editor : Redaksi