BACASAJA.ID - Keberadaan Bengawan Mati di Desa Tejoasri, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan membawa berkah bagi warga sekitar.
Selain dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian, bekas Bengawan Solo yang tidak terpakai itu dipergunakan warga untuk budidaya ikan menggunakan jaring keramba.
Baca Juga: Lamongan Segera Punya RSUD Baru, Namanya Ki Ageng Brondong
Di samping itu, Bengawan Mati juga sebagai tempat mencari ikan nelayan setempat. Bermacam jenis ikan dihasilkan nelayan serta petani budidaya keramba, diantaranya ikan nila, idang jenis vanami, ikan mas, dan ikan budidaya lain.
Menurut Kepala Desa Tejoasri Yusuf Bachtiar, dahulu Tejoasri merupakan Desa yang seringkali terdampak akibat adanya luapan air Bengawan Solo.
Namun, setelah pemerintah membuatan jalur utama baru Bengawan Solo yang kini berada di sisi Utara Desa Tejoasri, Bengawan Solo lama tidak terpakai karena tidak terhubung dengan Bengawan Solo induk, sehingga dinamai Bengawan Mati.
"Akhirnya warga memanfaatkan bengawan mati untuk budidaya ikan, karena air yang berada di bengawan tersebut jernih dan tidak pernah surut, meskipun musim kemarau berkepanjangan" terang Yusuf, Senin (22/3).
Baca Juga: Bupati Lamongan Berharap Peran PWI Sebar Informasi Positif
Saat ini, lanjutnya, sudah ada dua kelompok nelayan yang beranggotakan 51 orang, yang menggantungkan hidup dengan memanfaatkan Bengawan Mati.
Agar keberadaan Bengawan Mati bisa terus dimanfaatkan oleh warga, pihaknya sudah melakukan berbagai kegiatan untuk kelestarian habitat ikan dan kebersihan air.
Pemberian bantuan bibit ikan kepada para petani budidaya, juga pelepasan bibit ikan di Bengawan mati, sudah dilakukan secara berkelanjutan.
Baca Juga: Lamongan Penyumbang Padi Terbesar di Jatim, Ini Rahasianya
"Bupati Yes, dalam program 100 harinya juga memberikan bantuan ribuan bibit ikan, termasuk di lepas liarkan, agar habitat ikan dan ekosistem tetap terjaga," ujarnya.
Bahkan ia berharap, hasil Ikan budidaya yang dihasilkan dari Bengawan mati, nantinya bisa diolah menjadi berbagai macam makanan.
"Jadi tidak dijual mentahan saja, tapi bagaimana bisa diolah menjadi produk makanan yang bisa menambah nilai ekonomi" tutupnya. (yus)
Editor : Redaksi