BACASAJA.ID-Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung bakal tetap melakukan vaksinasi, meski sudah memasuki bulan Ramadhan.
Kepastian ini disampaikan oleh Kepala Dinkes Tulungagung, Kasil Rokhmat. Kasil berdalih vaksinasi diperbolehkan diberikan dan tidak membatalkan puasa. Hal itu sudah dikonsultasikan ke MUI (Majelis Ulama Indonesia) Tulungagung.
Baca Juga: Jadi Polemik Dunia, Vaksin COVID-19 AstraZeneca sudah Tidak Beredar di Indonesia
“Kita akan tetap melakukan vaksinasi pada bulan puasa (Ramadhan),” ujar Kasil dikutip Selasa (13/2/2021).
Vaksinasi tetap dilakukan pada siang hari. Kasil menuturkan pemberian vaksinasi ada siang hari pada orang puasa dianggap aman. Namun jika nanti ditemukan sejumlah KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) pasca vaksinasi pada orang puasa, pihaknya berencana mengubah adwal vaksinasi.
“Mungkin akan kita ubah jadwal pada malam hari,” jelasnya.
Sementara itu Ketua MUI Tulungagung, KH. Hadi Muhammad Mahfudz (Gus Hadi) menjelaskan sesuai kaidah fiqih, vaksinasi tidak membatalkan puasa, meski ada benda yang dimasukan dalam tubuh.
Baca Juga: Ratusan Keluarga Nelayan Menerima Vaksinasi Covid-19
Lebih lanjut Gus Hadi melanjutkan puasa bisa batal jika benda itu dimasukan melalui mulut atau lubang tubuh terbuka lainya. “Lalu jika benda itu dianggap mengenyangkan atau menambah kekuatan maka bisa batal, setelah divaksin kan tubuh malah lemas, jadi enggak batal,” jelas ulama kharismatik itu.
Berbeda dengan infus, meski tidak melalui lubang tubuh yang terbuka, pemberian infus bisa membatalkan puasa lantaran berdampak menambah kekuatan tubuh, berupa tambahan nutrisi.
Namun dirinya meminta agar vaksinasi memperhatikan kondisi calon penerima vaksin saat puasa. Apalagi pemberian vaksin dilakukan biasanya pada siang hari, yang mana orang sudah dalam kondisi lemah karena puasa.
Baca Juga: Hati-hati, Belum Divaksin Lebih Beresiko Terpapar Covid-19
“Akan lebih baik vaksin diberikan pada waktu malam,” kata Gus Hadi.
Sesuai data dari Dinkes, sampai saat ini sudah ada 23 ribuan warga Tulungagung yang divaksin. Jumlah itu masih jauh dari target sebanyak sekitar 800 ribuan warga yang harus divaksin, untuk menciptakan kekebalan kelompok (Noyo/JP).
Editor : Redaksi