Home / Pemerintahan : Si Mbah yang kini sedang rusak

Mengabdi 30 Tahun, Si Mbah Tulungagung tak Diakui sebagai Aset Daerah

author bacasaja.id

- Pewarta

Jumat, 07 Mei 2021 20:30 WIB

Mengabdi 30 Tahun, Si Mbah Tulungagung tak Diakui sebagai Aset Daerah

i

Petugas Damkar saat membersihkan “Si Mbah” di markas Damkar.

BACASAJA.ID- Si Mbah, begitulah julukan yang diberikan oleh para personel Damkar Tulungagung kepada salah satu mobil pemadam kebakaran yang mereka miliki. Si Mbah, merupakan salah satu dari tiga unit mobil damkar yang dimiliki Damkar Tulungagung.

Kepala Bidang Damkar pada Satpol PP Tulungagung Gatot Sunu menuturkan, saat ini Si Mbah tak lagi dioperasikan, lantaran membutuhkan banyak perbaikan. Si Mbah sudah dioperasikan sejak tahun 1980-an dan merupakan sumbangan dari Mantan Presiden Suharto.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Terima 142 SHP dan 44 PBT, Wali Kota Eri Cahyadi: Pengamanan Aset segera Terwujud

“Itu mobil pertama yang kita punya. Tahun 80-an kita punya itu,” terang Gatot, Jumat (07/5/2021)

Meski sudah dioperasikan sejak lama oleh Damkar Tulungagung, mobil ini belum tercatat sebagai aset Pemkab Tulungagung. Sehingga, Pemkab kesulitan untuk menganggarkan perawatan dan perbaikan untuk kendaraan ini. Pihaknya hanya mengakali agar kendaraan tua ini bisa beroperasi.

“Mobilnya sudah tua, jadi memang sering rusak. Seringkali kita akali agar tetap bisa beroperasi,” sambungnya.

Meski sudah uzur, mobil damkar ini mempunyai tenaga yang besar.
Karena itu, pihaknya usul agar mobil ini diremajakan (upgrade).

“Kami pernah melihat di daerah lain, mobil sejenis yang sudah diremajakan. Hasilnya sangat memuaskan, karena pada dasarnya mesinnya sangat kuat dan semprotannya sangat kencang,” ungkapnya.

Baca Juga: Mulai Sengketa Tahun 2007, PN Surabaya akhirnya Eksekusi Aset Bekas Kantor Kelurahan Pemkot Surabaya

Sebagai langkah awal, mobil ini akan diusulkan sebagai aset Pemkab. Jika sudah menjadi aset, maka Pemkab bisa mengganggarkan biaya peremajaan dan perawatan. Untuk mempercepat pelayanan, pihaknya juga mengusulkan penambahan armada mobil pemadam kebakaran.

Mobil yang diusulkan berkapasitas 3.500 liter. Namun kekuatan semprotan setara dengan kapasitas 5 ribu liter. Ukuran ini dipilih berdasarkan pertimbangan agar bisa masuk ke gang-gang sempit. Pertimbangan lainya harganya juga lebih murah, sekitar Rp1,5 – 1,6 miliar.

“Kekuatan semprotannya sama dengan mobil yang terbaru yang kita miliki, hanya saja kapasitas tangkinya lebih kecil,” tuturnya.

Baca Juga: Setia Dampingi Pemkot Surabaya, 26 Jaksa Kejari Diganjar Penghargaan

Penambahan armada ini sangat penting, menuju postur ideal minimal armada pemadam kebakaran di Tulungagung. Ke depannya, mobil damkar akan ditempatkan di 4 wilayah eks kawedanan di Tulungagung, yaitu di Kecamatan Kota, Kecamatan Kauman, Kecamatan Campurdarat dan Kecamatan Ngunut.

Penempatan ini memudahkan armada menjangkau titik kebakaran, meski ada jauh dari kota. Dirinya mencontohkan, untuk tiba di Kecamatan Rejotangan dibutuhkan waktu 25 menit. Padahal armada pemadam kebakaran setidaknya tiba setelah 15 menit.

“Penempatan di pos-pos ini memudahkan kita mencapai waktu tempuh 15 menit,” tandasnya. (Noyo/JP)

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU