BACASAJA.ID - Sejak dioperasikan Sabtu (28/11/2020), Jalan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) langsung diserbu masyarakat. Banyak yang ingin merasakan jalan bebas hambatan sepanjang 29 kilometer itu. Apalagi dalam dua pekan ini, pengguna jalan tol tak perlu membayar alias gratis.
Pantauan wartawan bacasaja.id, Minggu (29/11/2020), Tol KLBM yang dioperasikan ini ada tiga seksi. Seksi 1 sepanjang 9,77 kilometer yang menghubungkan Gerbang Tol (GT) Lebani Gresik-Krian menuju GT Belahanrejo.
Baca Juga: Tak Gratis Saat Nataru, Ini Penjelasan Pengelola Tol KLBM
Kemudian, Seksi 2 sepanjang 13,205 kilometer yang menghubungkan GT Belahanrejo menuju GT Cerme, dan Seksi 3 sepanjang 6,025 kilometer yang menghubungkan GT Cerme menuju GT Bunder Gresik.
Dengan demikian, total panjang tol yang telah dioperasikan sepanjang 29 kilometer. Sedang pihak yang membangun jalan tol ini diketahui PT Waskita Toll Road (WTR), melalui badan usaha jalan tol PT Waskita Bumi Wira (WBW).
Wartawan bacasaja.id menyoba tol ini melalui GT Cerme menuju Bunder, Gresik. Semula ingin langsung masuk tol melalui GT di Krian. Namun belum tahu persis di mana GT itu berada. Saat melintas pertigaan menuju Tol Surabaya-Mojokerto (Sumo) di daerah Legundi, tidak ada petunjuk jika Tol KLBM terkoneksi dengan Tol KLBM.
Kami akhirnya jalan terus hingga daerah Cerme, sambil melihat perkembangan pembangunan di Gresik selatan ini. Di kawasan ini sudah banyak perumahan. Jalan yang menghubungan Bunder-Krian dan Bunder-Benowo, Surabaya ini, juga sudah diperbaiki dan dilebarkan. Terutama di daerah Cerme. Berbeda 10 tahun lalu, di mana daerah ini banyak tambak dan persawahan. Kawasan Cerme-Boboh juga dikenal daerah langganan banjir.
Diiringi hujan deras, mobil Ertiga yang kami kendarai menemukan jalan menuju GT Cerme. Tak jauh dari Pasar Cerme. Kami langsung saja menuju GT. Namun saat tapping dengan kartu emoney, ternyata tak bisa membaca. Bahkan, salah seorang petugas membantu tapping, namun tak juga berhasil. Padahal kartu emoney masih ada sisa saldo sekitar Rp 100 ribu.
"Bapak pakai bank apa?," tanya petugas berpakaian putih ini.
Baca Juga: Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar Mulai Berbayar, Ini Daftar Tarifnya
Setelah dijawab e-Toll menggunakan salah satu bank BUMN, petugas tadi mengatakan," tadi juga ada yang sama dengan bapak dan gak bisa. Mungkin dari bank-nya."
Setelah itu palang pintu tol dibuka secara manual. Namun kondisi sama terjadi lagi saat akan keluar di GT Bunder. Mesin tapping tak bisa membaca kartu emoney kami, sehingga petugas kembali membantu. Petugas itu pun kembali membuka palang pintu secara manual. "Untung masih uji coba," ujar rekan wartawan bacasaja.id yang ikut dalam mobil kami.
Lantaran masih belum puas, kami masuk lagi Tol KLBM melalui GT Bunder menuju GT Krian. Agar tak mengulangi kejadian sama, kami mengganti eToll atau eMoney yang diterbitkan bank lain. Upaya ini berhasil. Saat tapping lancar-lancar saja dan palang pintu membuka otomatis.
Sepanjang perjalanan di Jalan Tol ini, terlihat banyak kendaraan yang melintas. Namun masih didominasi mobil-mobil pribadi. Ada juga sejumlah truk, namun tidak banyak. Padahal dibangunnya jalan Tol KLBM diharapkan akan menjadi urat nadi logistik dari Kabupaten Sidoarjo-Gresik dan sekitarnya.
Baca Juga: Tol Krian-Bunder-Manyar Dioperasikan, Dua Minggu Ini Gratis
"Jika sebelumnya pengguna tol dari arah Mojokerto menuju ke arah Gresik harus memutar Jalan Tol Trans Jawa melewati Kota Surabaya dengan memakan waktu 1 jam 30 menit, maka dengan adanya Jalan Tol KLBM ini diharapkan mampu mengurangi jarak tempuh dari pengguna tol tersebut yang hanya memakan waktu 35 menit," ungkap Direktur Utama PT Waskita Bumi Wira Herwidiakto.
Untuk sementara, jalan tol KLBM belum terkoneksi dengan jalan tol Sumo dan Kebomas yang sampai dengan saat ini masih dalam proses konstruksi.
Herwidiakto menambahkan setelah dua minggu uji coba, rencananya biaya tol akan dikenakan sekitar Rp. 29.000 untuk jarak tempuh 29 Km. Harga tersebut dinilai lebih murah daripada operasional kendaraan logistik.
“Itu secara technical pasti lebih murah dari operasional kendaraan logistik. Baik dari sisi waktu, BBM, dan penggunaan mesin,” pungkas dia. (al/rl)
Editor : Redaksi