BACASAJA.ID - Momentum lebaran 1442 Hijriyah di Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) digelar kembali di tahun ke 2 pandemi Covid - 19.
Sholat ied kali ini berada di depan tenda A (Administrasi) RSLI, yang diikuti 50 orang nakes, relawan dan petugas RSLI yang berada di zona hijau, serta 30an pasien umum dan PMI (Pekerja Migran Indonesia) yang berada di zona merah (infeksius).
Baca Juga: Wamenag Prediksi Hari Raya Idul Fitri pada 10 April 2024, Ini Alasannya
Tidak hanya itu, berbeda dengan Sholat Idul Adha sebelumnya, yang menempatkan Imam dan Khotib di zona merah karena Imam berasal dari pasien. Untuk kali ini sholat Idul Fitri diselenggarakan di zona hijau untuk tempat imam dan khotibnya, sedangakan pasien menjadi makmum di zona merah.
Sebagai Imam dan Khotib, Bpk. Sa’d Nasir, supervisi RSLI dari BPBD. Dalam khotbahnya Nasir menyempaikan tentang rasa syukur semua nakes, relawan dan pasien yang masih diberikan kesempatan bisa merayakan Idul Fitri walaupun dalam suasana pandemi covid-19. Ia juga mengingatkan bahwa
"Sakit bagi manusia bisa berarti ujian dan bisa juga karena kita banyak melakukan dosa-dosa baik yang disadari maupun tidak," ujar Imam dan Khotib, Sa’d Nasir selaku supervisi RSLI dari BPBD, Kamis (13/5/2021).
"Untuk itu marilah kita banyak-banyak bertaubat, memohon ampunan Alloh SWT serta memohon untuk dapat segera diangkat dan disembuhkan sakitnya. Semoga sakit ini bisa menjadi penebus dan pengurang dosa di akherat kelak," sambungnya.
Baca Juga: Hasil Hilal, Kemenag Tetapkan 1 Syawal 1443 Pada 2 Mei 2022.
Acara dilanjutkan dengan lebaran dan syukuran di tenda Administrasi dengan menu khusus opor ayam sumbangan dari para dokter senior.
Sementara itu, Penanggung jawab RSLI, Laksamana Pertama TNI dr. I Dewa Gede Nalendra Djaya Iswara, Sp.B., Sp. BTKV., menyampaikan, penyelenggaraan Sholat Idul Fitri di RSLI tahun ini memiliki konsep 'Be Happy' dengan memberikan layanan untuk memberikan rasa nyaman dan kegembiraan kepada semua pasien.
“Kami merasa haru sekaligus bangga, karena dengan pelayanan yang sungguh-sungguh dari nakes RSLI, kita bisa memulangkan lebih cepat (7 hari sembuh) para PMI sehingga mereka bisa merayakan lebaran bersama keluarga, setelah sebelumnya mereka sempat pesimis karena harus menjalani 14 hari jadwal isolasi dan perawatan di rumah sakit. Semoga Alloh SWT memberikan balasan setimpal atas kerja-kerja kemanusiaaan para nakes dan relawan," terang dr. Nalendra sapan akrabnya.
Baca Juga: Forkopimda Ajak Tokoh Masyarakat, Bahas Perayaan Kupatan Ditiadakan
Senada dengan hal itu, Ketua Pelaksana PPKPC-RSLI, Radian Jadid menjelaskan, hampir satu tahun RSLI beroperasi, melayani 7.336 pasien dan menyembuhkan 7.013 penyintas covid-19 dengan angka kematian (hanya) 1 orang. Sedangkan, saat ini masih merawat 50 pasien baik dari umum maupun PMI.
Seperti telah diketahui bersama, RSLI dilibatakan dalam satgas penangaan PMI Jawa Timur dalam pelayanaan bagi PMI yang positif covid-19. Dari rencana sekitar 14 ribu PMI yang masuk Jatim, data di relawan pendamping PPKPC-RSLI tercatat setidaknya 8.498 sudah masuk di Jawa Timur.
"Mereka kebanyakan dari Malaysia, disusul Singapura, Hongkong, dan Brunei Darussalam. 66 diantaranya dirawat di RSLI karena terkonfirmasi positif covid-19. Dari jumlah itu 35 orang sudah dinyatakan sembuh dan bisa pulang, melanjutkan isolasi mandiri menggenapi 14 hari di tempat tinggal masing-masing dengan perjalanan yang dipantau Dishub Jatim dan dimonitor oleh Dinkes Jatim dan Dinkes kota setempat," pungkasnya. (byta)
Editor : Redaksi