Akibat Penggundulan Hutan, 90 Persen Mata Air Tulungagung Hilang

author bacasaja.id

- Pewarta

Rabu, 30 Jun 2021 20:00 WIB

Akibat Penggundulan Hutan, 90 Persen Mata Air Tulungagung Hilang

i

Ketua Forum Komunitas Hijau Tulungagung, Karsi Nero.

BACASAJA.ID- Dalam kehidupan sehari-hari kita tak pernah lepas dari air. Benda cair ini juga dikenal dengan sumber penghidupan selain makanan.

Masyarakat biasanya mendapatkan air dari mata air. Namun bagaimana jika mata air sudah rusak atau kering. Maka yang terjadi adalah bencana.

Baca Juga: Siswi SMA di Tulungagung Melahirkan di Kamar Mandi, Bayinya Bernasib Tragis

Ketua Forum Komunitas Hijau (FKH) Kabupaten Tulungagung, Narsi Nero ungkapan jika 90 persen mata air di Tulungagung rusak sejak tahun 1999. Dari datanya mata air yang ada hanya kurang dari 200 mata air.

“Tahun 1999 itu ada sekitar 2 ribuan mata air, lalu pada 2018, hanya tinggal 200 an mata air,” ujar pria yang akrab disapa Karsi tersebut selepas memperingati hari lingkungan hidup di DAM Kleben, Rabu (30/6/21).

Disinggung penyebab rusaknya mata air ini, Karsi menjelaskan mata air rusak karena ulah manusia.

Salah satunya adalah penggundulan hutan di wilayah yang ada mata airnya. Pepohonan sebagai penyimpan air habis dibabat sehingga tak ada yang menyimpan air tanah. Lantaran tak ada air tanah, mata air menjadi kering.

“Karena rata-rata sumber mata air di Tulungagung itu berada di hutan,” jelas pria berambut gondrong ini.

Dirinya menyebut dulu biasanya di sekitar mata air di wilayah pedesaan banyak terdapat pohon besar sebagai penyimpan air. Karena kebutuhan kayu yang tinggi, pohon besar pelindung mata air ditebang.

“(Kayunya) dibawa ke Bali, otomatis mata air hilang,” katanya.

Karsi mengatakan, imbas mengeringnya mata air ini akibatkan sejumlah wilayah alami kekeringan dan kesulitan air saat musim kemarau. Terlebih wilayah yang dulunya berupa hutan lebat.

Pihak BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Tulungagung harus menyuplai air bersih ke wilayah yang kesulitan air saat kemarau. Karsi menganggap hal itu bukanlah solusi dalam mengatasi krisis air bersih.

Baca Juga: Ratusan Milenial dan Tim Pemenangan Muda Tulungagung Siap Menangkan Ganjar-Mahfud

“Jangka panjang penyelesaiannya kita harus merestorasi mata air,” tegasnya.

Restorasi yang dilakukan dengan menanami kembali pepohonan di sekitar tempat yang pernah ada mata airnya.

Karsi menyebut, wilayah yang paling banyak alami kerusakan mata air berada di wilayah selatan Tulungagung, seperti Kecamatan Tanggunggunung, Besuki, Pucanglaban dan Kalidawir.

Pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan Pemkab Tulungagung untuk melakukan perbaikan pada mata air yang rusak.

Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup Tulungagung, Santoso tak menampik adanya kerusakan mata air di Tulungagung. Pihaknya sudah menerima laporan kerusakan ribuan mata air itu.

Baca Juga: 2 Tersangka Korupsi Gamelan Tulungagung Ditahan

“Akan kita tindak lanjuti untuk merestorasi mata air yang hilang,” kata Santoso.

Salah satu caranya adalah dengan melakukan penanaman pohon disekitar mata air. Tahun ini saja pihaknya berencana menanam sekitar 150 ribu pohon.

“Salah satunya itu, menanam pohon,” katanya.

Sedang untuk melindungi mata air yang tersisa, Santoso mengajak pegiat lingkungan dan masyarakat untuk bersama menjaga kelestarian lingkungan.

“Jangan sampai mata air yang tersisa itu hilang,” pungkasnya. (Noyo/JP).

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU