BACASAJA.ID - Warga Tulungagung memang sudah tak kesulitan untuk mengakses air bersih. Di daerah pegunungan yang belum tersentuh air PDAM, sudah memanfaatkan HIPPAM (Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum) yang berasal dari mata air.
Di Tulungagung ada sekitar 37 HIPPAM yang tersebar di seluruh Tulungagung. Sayangnya, meski akses air bersih sudah mudah, kualitas air HIPPAM masih mengandung bakteri.
Baca Juga: Hasil Laboratorium SMK Rejotangan Tulungagung Keluar, Ini Hasilnya
“Kita sudah melakukan uji kualitas air di HIPPAM, memang sebagian besar dari segi bakteriologi belum memenuhi syarat,” ujar Kasi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Wiji Astutik.
Kadar bakteri dalam air HIPPAM berada di atas ambang batas aman. Terutama wilayah perkotaan kadar bakteri di air bersih di rentang 250-5000 lebih.
Bakteri yang biasanya ada ialah ecoli. Ecoli berasal dari tinja manusia, sampah atau kotoran hewan.
“Ecoli itu berasal dari tinja atau kotoran hewan,” jelasnya.
Kadar ecoli di perkotaan tinggi lantaran jarak penampungan tinja yang berdekatan dengan sumber air.
Selain masalah bakteri, air bersih di Tulungagung juga mengandung kapur. Namun kandungan kapur masih rendah, sehingga masih aman untuk dikonsumsi.
Air di Tulungagung bisa dikonsumsi dengan cara dilakukan pengolahan. Sebelum dimasak bisa dimatikan bakterinya dengan chlorin, sehingga angka bakteriologi menjadi 0.
“Kita kan mengkonsumsinya dengan cara direbus dulu, secara kimia kita masih bagus,” jelasnya (t.ag/JP/rg4).
Editor : Redaksi