BACASAJA.ID - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Salahudin Uno meminta agar Gerakan Ekonomi Kreatif (Gekrafs) terus mengepakkan sayapnya diberbagai Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Tujuannya guna memberikan fasilitasi dan dukungan kepada para pelaku ekonomi kreatif.
Hal tersebut disampaikan Menparekraf Sandi Uno pada kegiatan diskusi virtual spesial kemerdekaan yang diselenggarakan DPW Gekrafs Jatim, Selasa (17/8/2021).
Dalam acara Webinar Kemerdekaan yang bertema "Kolaborasi Generasi Tangguh, Beraksi Wujudkan Ekonomi Tumbuh bersama Gekrafs Jatim" Menparekraf Sandi menyebut potensi ekonomi kreatif di Jatim cukup besar.
Bahkan secara statistik selama kurun waktu 2015-2016 jumlah pelaku Ekraf di provinsi ini meningkat 20 persen. Jumlah itupun terus bertambah hingga saat ini.
“Saat ini perusahaan Ekraf di Jatim mencapai 1,5 juta dan menyerap 2,8 juta lapangan kerja. Angka ini merupakan potensi yang cukup besar jika bisa dikembangkan. Gekrafs Jatim sebagai mitra Kementrian Parekraf harus bisa hadir di 38 Kabupaten/Kota di Jatim guna memberikan dukungan serta pendampingan,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Salahudin Uno.
Sandi menyebut, dari 38 Kabupaten/Kota di Jatim hanya ada 8 daerah yang memiliki asosiasi atau komunitas kreatif. Hal ini membuat banyak potensi ekonomi kreatif tidak tergarap secara maksimal.
Sebagai contoh di Kabupaten Tulungagung memiliki kerajinan batu marmer, Kabupaten Banyuwangi memiliki kerajinan anyaman bambu, Kabupaten Ngawi memiliki kerajinan limbah daun jati dan di pulau Madura terdapat banyak kerajinan batik.
“Sejauh ini kerajinan lokal ini hanya dibantu pemerintah setempat dalam promosinya. Untuk itu pentingnya Gekrafs yang didalamnya banyak anak muda serta generasi millenial hadir dan ikut serta membantu pengembangan ekonomi kreatif diberbagai daerah tersebut,” imbuhnya.
Baca Juga: Adakah Peluang Duet Ganjar Sandi Di Pilpres 2024?
Selama Pandemi melanda satu setengah tahun, kata Sandi, pihaknya melihat banyak sub sektor ekonomi kreatif yang terdampak sehingga mengalami kontraksi. Tidak sedikit pula yang harus gulung tikar akibat tidak mampu bertahan mencukupi biaya operasional.
Namun ada pula subsektor yang justru mengalami peningkatan usaha diantaranya subsektor aplikasi, gaming, televisi dan radio. Bahkan subsektor ini bisa dikategorikan sebagai Pandemicpreneur.
“Saya berharap Gekrafs Jatim bisa menjadi Konektor, Kolaborator, dan Co-Kreator para pelaku ekraf. Kedepan peluang usaha bagi generasi muda ini cukup besar. Jangan jadi generasi rebahan, mari jadi generasi perubahan sesuai dengan tagline 3G Gerak Cepat, Gerak Bersama dan Gasspol,” pungkasnya.
Baca Juga: Bupati Mendampingi Sandiaga Uno : Wisata Budaya Menyumbang 1,1 Juta Lapangan Kerja
Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Gekrafs Jatim, Septrianto Maulana mengatakan, sejauh ini pihaknya telah membentuk sekitar 12 Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gekrafs di Kabupaten/Kota Se-Jawa timur.
“Sebenarnya tahun ini target kami sudah terbentuk DPC Gerakfs di 38 Kabupaten Kota se Jawa Timur. Namun akibat pemberlakukan PPKM Darurat sehingga target kami terpaksa harus mundur hingga semester I/2022 mendatang,” ujarnya.
Kedepan Ryan (sapaan akrabnya) berharap Gekrafs Jatim tidak hanya bisa memberikan dukungan pada pelaku ekraf melainkan juga berperan sebagai akselerator dan fasilitator vaksinasi di Jawa Timur. Dia optimis dengan dukungan dari berbagai pihak program percepatan vaksinasi nasional bisa direalisasikan dengan cepat.
“Vaksinasi saat ini menjadi syarat terpenting dalam mobilitas. Masyarakat yang masuk mall, tempat wisata bahkan naik kendaraan umum harus menunjukkan sertifikat vaksin. Kami berharap bisa membantu pemerintah dalam program vaksinasi. Agar kekebalan komunal bisa terbentuk dan pemulihan ekonomi nasional bisa segera terwujud,” tandas Ryan. (*/rg4)
Editor : Redaksi