BACASAJA.ID. Sebagai bentuk rasa syukur dan meminta agar dijauhkan dari mara bahaya, MLKI (Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia) Kabupaten Tulungagung melakukan sedekah bumi, Minggu (7/11/21).
Sedekah bumi ini dilakukan di pertemuan dua sungai (tempuran, Bahasa Jawa), yaitu di pertemuan Sungai Ngrowo dan Sungai Song, di Kelurahan Panggungrejo Kecamatan Tulungagung.
Baca Juga: Wali Kota Eri Cahyadi Bakal Masukkan Sedekah Bumi ke dalam Agenda Wisata Tahunan
Ketua MLKI Tulungagung, Sukriston menjelaskan kegiatan ini bertujuan membangkitkan peradaban leluhur di Tulungagung, yang berada di sekitar Sungai Ngrowo.
Penggalian nilai luhur ini dilakukan dengan acara sedekah bumi. Ada bermacam benda yang disedekahkan dan disajikan. Mulai nasi tumpeng dan berbagai jenis hewan ternak berupa ayam, burung, ikan dan itik.
"Kita menggali keluhuran itu dengan ritual, sesaji, kita mengingat perjuangannya," jelasnya.
Lalu kenapa harus di sungai? Sukriston terangkan sungai sebagai perwujudan kehidupan, dimana peradaban lahir di sekitar sungai.
Menurutnya, tempuran Sungai Ngrowo dan Sungai Song sebagai simbol pertemuan 2 peradaban.
Sungai Ngrowo melambangkan peradaban dari Timur atau Gunung Lawu, sedang Sungai Song melambangkan peradaban di sekitar Gunung Wilis. Kedua bertemu di tempuran ini, sehingga 2 peradaban bertemu.
"Selain tempuran sungai, juga merupakan tempuran peradaban," jelasnya.
Dalam sedekah bumi ini juga dilakukan pelepasan sejumlah hewan ternak. Menurutnya, pelepasan hewan ini sebagai simbol pelepasan jiwa hewani dalam manusia, sekaligus turut serta melestarikan hewan.
Ayam dan itik yang dilepas menjadi rebutan warga yang melihat acara sedekah bumi ini.
Dirinya berharap dengan sedekah bumi di tempuran ini, bisa membuat warga sadar akan arti pentingnya sungai.
"Nantinya bisa menjadi sungai yang bersih dan beradab bagi Tulungagung," harapnya.
Dirinya menilai saat ini kondisi sungai di Tulungagung sudah tercemar dan tak lagi indah. Dalam acara ini juga dilakukan acara do'a bersama antar agama, meminta keselamatan untuk Kabupaten Tulungagung.
Baca Juga: Selamatan Sedekah Bumi, Ketua DPRD Surabaya: Kita Nguri-Uri Budaya dan Adat Istiadat
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung melalui Kepala Bidang Kebudayaan, Suprihatin menjelaskan tujuan utamanya adalah ruwatan dan sesaji.
"Melepaskan hewan kembali ke alam, agar bisa kembali ke alam dan lestari," jelasnya.
Rencananya kegiatan ini bakal dijadikan agenda rutin tahunan. Kegiatan ini bakal dijadikan salah satu daya tarik wisata budaya dan edukasi pada masyarakat untuk turut serta menjaga kelestarian alam.
"Insyaallah sebagai edukasi wisata di sekitar Kali Ngrowo ini," jelasnya. (JP/t.ag/RG4)
Editor : Redaksi