BACASAJA.ID | Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengaku kecewa dengan reshuffle kabinet Indonesia Maju yang dinilainya setengah-setengah. Menurutnya, masih terdapat sejumlah pos kementerian yang mestinya turut dikocok ulang.
Adalah pos Kemenko Perekonomian dan Kementerian Keuangan yang menjadi sorotannya. Pasalnya, dia kementerian yang menjadi pusat di bidang ekonomi tersebut, masih belum menunjukkan kinerja seperti yang diharapkan.
"Saya jujur kecewa. Itu yang direshuffle kok bukan yang dari ekonomi yang sentral seperti Kemenko Perekonomian dan Kemenkeu?" tanya Bhima, Jumat (25/12/2020). "Ibu Sri Mulyani itu, kenapa kok tidak di-reshuffle?"
Bhima menduga, masih bertahannya Menkeu Sri Mulyani tersebut lantaran ada tarikan politik yang menyelimutinya. Sehingga, Presiden RI Joko Widodo enggan mengganti Menkeu karena terlalu berisiko secara politik.
Padahal, sambung Bhima, mengganti Menkeu adalah langkah yang perlu diambil. Soalnya, pemulihan ekonomi Indonesia lebih lambat dibanding Tiongkok dan Vietnam.
"Vietnam sendiri sudah positif ekonominya pada kuartal kedua. Di lain pihak, Indonesia masih berada dalam jurang resesi," papar Bhima. "Artinya, rangsangan ekonomi yang dilakukan Indonesia, belum efektif mendongkrak konsumsi dan kepercayaan pelaku usaha. Lha, kok tim ekonominya tidak dirombak? Ini jadi tanda tanya." (rml/rga)
Editor : Redaksi