BACASAJA.ID - Sebanyak lebih dari 500 peternak ikan hias di Tulungagung kesulitan mengirim ikannya ke luar kota.
Hal itu terjadi sejak terjadinya lonjakan pasien covid-19 dan penerapan PPKM darurat. Pasalnya, untuk mengirim ikan ke luar kota, harus menggunakan oksigen medis.
Baca juga: SIB Tetap Sepi Meski Diubah Jadi Pasar Ikan Hias, Pedagang: Rugi!
Sedang kondisi sekarang, ketersediaan oksigen medis langka. Jika dipaksakan mengirim tanpa menggunakan menggunakan oksigen medis, maka ikan dipastikan akan mati diperjalanan.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Tulungagung, Lugu Tri Handoko menjelaskan, dengan kelangkaan oksigen, omzet peternak menurun.
“Karena tidak bisa mengirim ke luar kota,” ujar Lugu, Selasa (27/7/21).
Pihaknya menghimbau pada peternak untuk sementara tidak melakukan pengiriman ikan keluar kota.
Meski diakui pada bulan Juli ini, waktunya memanen ikan hias dan mengirimnya ke luar kota.
“Menunggu sampai pemerintah memastikan pasokan oksigen lancar,” kata Lugu.
Menurut Lugu, sebenarnya, pasokan oksigen tetap. Namun hampir 90 persen sediaan oksigen dimanfaatkan untuk kepentingan penanganan pasien covid-19.
Sedang 10 persen sediaan oksigen diperebutkan untuk industri dan peternakan ikan hias.
Apalagi produksi oksigen tak bisa serta merta digenjot. Peningkatan produksi oksigen terkendala dengan jumlah tabung oksigen yang relatif tetap.
Baca juga: Sentra Ikan Bulak Disulap Jadi Pasar Ikan Hias Surabaya
“Sementara ini masih diutamakan untuk penanganan medis,” jelasnya.
Peternak yang melakukan pengiriman ke luar kota, biasanya masih mempunyai stok oksigen.
Sedang yang tidak mempunyai stok oksigen, harus menunggu pasokan oksigen kembali lancar. Atau mereka meminjam pada peternak lain yang masih mempunyai stok oksigen.
“Yang biasa mengirim 500 ikan, hanya kirim 100 ikan,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu pembudidaya ikan hias, Ardian warga Desa Banaran Kecamatan Kauman juga keluhkan hal serupa.
Dirinya masih menahan ikan miliknya di saat oksigen sulit didapat. Dirinya belum bisa mengirim ikannya keluar kota.
Baca juga: Pasar Ikan Hias Terbakar Akibat Konsleting Listrik
“Karena oksigen masih sulit, ya ikan kita tahan dulu,” katanya.
Penggunaan oksigen medis dalam pengiriman ikan hias mutlak harus ada. Tak hanya sekali penggunaan, terkadang pengisian oksigen pada kantong berisi ikan dilakukan hingga 2 kali.
Hal itu dilakukan jika mengirim ikan ke luar pulau. Dari kolam menuju bandara, kantong plastik berisi ikan diisi oksigen.
Sebelum berangkat menggunakan pesawat, kantong ikan diisi lagi dengan oksigen.
“Daya tahan oksigen itu sekitar 24 jam, jika lebih maka harus diisi lagi,” pungkasnya. (t.ag/JP/rg4).
Editor : Redaksi