Cuan Bisnis Bonsai, Stabil dan Menjanjikan

bacasaja.id
Fendi Wirando saat menyiangi daun tanaman bonsai miliknya.

BACASAJA.ID - Bisnis tanaman bonsai ternyata masih menjanjikan. Kreator dan penjual bonsai bisa meraup keuntungan hingga puluhan juta tiap bulannya.

Seperti Fendi Wirando (37) warga Desa/Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung, yang sejak kecil sudah akrab dengan bonsai ini mengaku bisa meraup keuntungan rata-rata 30 juta rupiah perbulan.

Baca juga: Road to Ignition, Gerakan Nasional 1000 Startup Digital Tahun 2021 sasar 2 Ribu Mahasiswa Surabaya

"Kalau dirata-rata sekitar 30 juta perbulan," jelas Fendi, Senin (13/12/21) di sela acara pameran bonsai di GOR Lembu Peteng.

Ada berbagai jenis bonsai yang dijual, mulai dari tanaman lokal hingga tanaman impor.

Untuk lokal biasanya dirinya menggunakan tanaman jenis beringin, serut, asem dan sebagainya.

Sedang tanaman impor yang bisa digunakan untuk bonsai seperti jambu Peking, jeruk kikik, waru India dan masih banyak lagi.

"Asalkan daunnya kecil dan banyak itu bisa dibuat bonsai," jelasnya.

Untuk harga bonsai, Fendi mengaku tak ada standart yang mengatur tentang itu.

Mahal tidaknya bonsai tergantung antara pembeli dan penjual, sebab tak ada harga untuk sebuah keindahan dan karya seni.

Harga sebuah bonsai bisa mencapai puluhan juta atau hanya puluhan ribu.

"Kalau saya termahal 30 juta, tapi ada juga yang cuma 75 ribu, yang masih kecil," jelasnya.

Bisnis bonsai alami lonjakan tajam saat awal pandemi covid-19, diawal tahun 2020. Waktu itu keuntungannya bisa mencapai 200 persen dari hari normal.

Hal itu disebabkan orang banyak dirumah dan mencari kesibukan dengan merawat tanaman.

"Saat PPKM level 4 dan 3 turun hingga tinggal 50 persen," jelasnya.

Saat pemberlakuan PPKM, aktifitas mulai berjalan normal, sehingga warga sudah mulai beraktivitas seperti biasa.

Pembelinya rerata berasal dari luar kota. Fendi juga jelaskan, untuk membentuk sebuah bonsai yang sempurna, butuh perlakuan khusus.

Mulai dari menyiangi daun tua, memberi pupuk, menjemur dan menyirami tanaman bonsai tersebut.

Waktu yang dibutuhkan pun tak singkat. Sedikitnya dibutuhkan waktu selama 4 tahun untuk membangun sebuah bonsai. Waktu itu bisa lebih jika bonsai dibentuk didalam pot.

Biasanya bonsai ditanam di atas tanah sembari dibentuk, sesudah terlihat bentuknya, bonsai akan dipindah ke dalam pot yang sudah dipersiapkan.

"Membentuknya pakai kawat," jelasnya.

Baca juga: Motivasi UMKM se-Kecamatan Wonocolo, Wawali Armuji Dorong agar Beralih Promosi ke Platform Digital

Berasal dari keluarga yang menekuni tanaman mini tersebut, membuat Fendi mudah mengenali dan berkreasi membuat aneka model bonsai.

Tanaman bonsai menonjolkan estetika atau keindahan. Tak ada pakem untuk sebuah karya seni bonsai.

Menyakiti tanaman acap kali dilakukan untuk menuruti keinginan kreator, membangun sebuah seni dari bonsai.

"Terkadang tanaman harus disakiti dengan tekhnik koyakan," jelasnya.

Bonsai yang terlihat tua dan mendekati kehidupan tanaman di alam mempunyai nilai jual yang tinggi.

Bonsai yang sempurna dinilai dari keseluruhan bagian tanaman. Untuk akar harus berada disekitar tanaman secara utuh, menunjukan kesan tua.

Lalu proporsi batang, ranting dan daun harus seimbang. Ada beberapa tekhnik tanaman bonsai, mulai semi menggantung, menggantung, tegak atau puntiran.

Seni ini kata Fendi berasal dari Asia Timur, seperti Jepang dan China.

"Kalau China itu lebih pada menggantung, sedang Jepang pada jenis puntiran," terangnya.

Senada, Ketua Tim Juri Pameran Bonsai di GOR Lembu Peteng, Sugeng Purwanto menganggap tak ada nilai standar atau harga untuk bonsai.

Baca juga: Belum Diizinkan Buka, RHU Beroperasi Diam-Diam, Satpol PP Surabaya: Kita Awasi dan Tertibkan

Begitu juga dengan penilaian dalam lomba bonsai. Saat menilai keindahan sebuah bonsai, hanya berdasarkan visual dari tanaman itu.

"Jual beli bonsai itu hanya berdasarkan kesepakatan antara penjual dan pembeli," kata Sugeng.

Sebab menurut Sugeng, bonsai merupakan sebuah karya seni. Sedang seni menurutnya tidak ada standar harga yang mengaturnya.

Lalu bagaimana dengan penilaian keindahan sebuah bonsai?

Menurut Sugeng saat menilai bonsai dirinya melihat aspek harmonisasi atau keseimbangan dari tanaman tersebut.

Bagaimana akar, batang, ranting dan daun bisa menyatu membentuk sebuah keindahan.

"Bonsai itu seperti kita membentuk dan mengkreasikan sebuah tanaman, menyerupai kehidupan tanaman asli di alam," kata Sugeng.

Dengan kata lain meniru estetika alam dengan menggunakan estetika buatan dalam bonsai.

Dalam lomba bonsai ini, ada sekitar 229 tanaman yang diikutkan. Lomba dan pameran bonsai ini dimulai sejak tanggal 9 Desember, dan akan digelar hingga tanggal 15 Desember 2021 mendatang. (JP/t.ag/RG4)

Editor : Redaksi

Hukum
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru