BACASAJA.ID - Pemkot Surabaya berniat untuk membongkar tembok pagar Betjik Djojo di Gang Tembusan, Gembong Sawah. Rupanya, rencana itu mendapat penolakan dari warga.
Soalnya, kata warga Gang Tembusan tersebut adalah gang buntu dan hanya ditinggali oleh lima kepala keluarga (KK).
Baca juga: Ungkap Toko Tekstil di Surabaya yang Atur Sholat Jumat Karyawan Digilir, Cak Ji: Koyok Arisan Ae
Warga mengaku khawatir, kalau jadi gang buntu itu dibongkar, keamanannya pun jadi tidak kondusif seperti sekarang. Atas pertimbangan tersebut, warga menolak. Pasalnya, gang kecil buntu itu hanya dilintasi oleh warga.
“Jangan sampai gang ini diperlebar Pak. Bahaya,” aku Ibu Rini, salah satu warga yang menempati di mulut gang buntu itu.
Sebelumnya, Wakil Walikota Surabaya Armuji berkunjung ke sana. Sang wawali meminta supaya tembok pembatas dibongkar supaya gang bisa lebih lebar.
“Sebagai penghuni. Saya sampaikan ke Pemkot. Dengan keadaan seperti sekarang, sudah cukup bagus. Karena yang melintas hanya kami,” terang ibu dua anak itu.
Baca juga: Usai Minta Maaf ke Armuji, Bos CV Sentosa Seal Dilaporkan Mantan Karyawan ke Polres Pelabuhan Perak
Menurut Rini, dari Gang Tembusan ke timur, tembus di Jalan Gembong Sekolahan, cukup lebar. Kalau naik kendaraan, maka pilihannya ke jalan itu.
“Kami minta. Kalau Pemkot mau bongkar. Perlu dipertimbangkan lagi. Dari sisi keamanan warga,” tutur ibu dua anak itu, serius.
“Saya hawatir. Pejabat Pemkot tidak tau, kalau gang ini, buntu. Dan hanya dilintasi lima warga.”
Baca juga: Minta Maaf ke Wawali Surabaya Armuji, Jan Hwa Diana Cabut Laporan di Polda Jatim
Di sepanjang Gang Tembusan, kini hanya dihuni 5 KK. Satu rumah lagi, milik Betjik Djojo.
Penghuninya, sudah lansi semua. Ibu Rini, misalnya. Dia sudah berusia 70 tahun. Ia mengaku.Sudah 50 tahun tinggal di sana. Selama ini dikenal cukup aman. Tak pernah terjadi, hal-hal tak diinginkan.
“Sejak dulu, kondisi di sini aman. Dan tertib,” ujarnya lagi. (*/RG4)
Editor : Redaksi