TULUNGAGUNG - Sebaran PMK (penyakit mulut dan kuku) pada ternak sapi di Jawa Timur semakin meluas. Dari 38 kota/kabupaten, hanya 9 kabupaten yang berstatus zona hijau, atau bebas dari PMK.
Tak ingin PMK semakin meluas, Danrem 081/DSJ Madiun, Kolonel Inf. Deni Rejeki memerintahkan anggotanya turut serta mencegah PMK meluas.
Baca juga: Pasca Idul Fitri, Penyakit Mulut Dan Kuku Hewan Ternak Di Jatim Terkendali
Ditemui dalam kunjungannya di Kodim 0807/Tulungagung, Deni jelaskan sudah ada instruksi dari Gubernur Jawa Timur untuk membantu pengendalian PMK.
Pengendalian yang dilakukan dengan mengawasi lalu lintas perdagangan hewan ternak.
“Jadi harus dikendalikan, kalau ada hewan yang sakit ya harus di situ,” jelas Deni, Kamis (2/6/22).
Jika terpaksa harus disembelih, maka dagingnya pun tidak boleh diperdagangkan keluar kota. Harus dijual di kota tempat ternak itu disembelih.
Pihaknya juga mengantisipasi penjualan hewan yang sakit. Pihaknya pernah menemukan ternak yang sakit dihargai murah, namun dijual lagi dengan harga normal.
Di wilayah Korem 081/DSJ Madiun, Kabupaten Tulungagung dan Trenggalek merupakan wilayah yang masih terkontaminasi wabah PMK.
Pihaknya berusaha mencegah PMK masuk ke dalam 2 Kabupaten tersebut.
Pencegahan dilakukan dengan memperketat arus keluar masuk ternak dan pedagangnya.
“Seperti covid-19 lah, ternak harus divaksin, termasuk jagal-jagal itu jangan sampai melakukan hal diluar arahan petugas,” jelasnya.
Untuk Babinsa, dirinya menekankan harus melakukan tindakan tegas jika menemui hal tersebut.
Babinsa juga diperintahkan mengawasi peternak dan jalur tikus masuknya ternak dari luar kota, terutama di wilayah perbatasan.
Sementara itu Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo saat ditemui di pendopo Kabupaten Tulungagung pada Selasa (31/5/22) pagi mengatakan pihaknya telah mengambil langkah dengan menutup sementara pasar hewan di Tulungagung.
Baca juga: Bupati Siapkan Anggaran 700 Juta, Ternak Mati Capai Ratusan Di Satu Desa, Data Beda Dengan Pemkab
“Sebenarnya itupun kurang tepat, apalagi sebentar lagi hari raya Idul Kurban,” jelasnya.
Untuk itu pihaknya mempertimbangkan membuka kembali pasar hewan, meski di tengah mewabahnya PMK.
Pasar hewan di Tulungagung ditutup selama 4 Minggu hingga Minggu kedua Bulan Juni ini.
Pihaknya tengah menunggu bantuan vaksin PMK dari pemerintah pusat. Vaksinasi akan dilakukan oleh tenaga dokter hewan sekitar 100 orang lebih.
Binatang ternak dari luar Kabupaten Tulungagung bisa masuk asalkan menunjukan surat keterangan sehat dan bebas PMK dari dokter hewan.
Maryoto memastikan surat keterangan ini bebas biaya.
“Karena penularan begitu cepat, maka dibentuk satgas dan posko,” terangnya.
Baca juga: Disnak Dan Keswan Kabupaten Tulungagung Mulai Vaksinasi PMK
Untuk sementara posko sudah didirikan di 4 wilayah yang populasi ternaknya tinggi, seperti wilayah Sendang dan Pagerwojo.
PMK menyerang ternak sapi, kambing, kerbau dan babi.
Penyakit ini mempunyai gejala mirip sariawan pada mulut ternak. Ternak akan alami kurang nafsu makan dan terus mengeluarkan liur.
Tanda lainya muncul luka di kaki. Jika parah kuku hewan bisa lepas.
Penyakit ini belum ada obatnya, namun luka pada ternak bisa diobati dengan cara yang tepat.
Menurutnya tingkat kegagalan perawatan ternak akibat PMK sekitar 5 persen.
“Kalau ada gejala panggil dokter hewan, diisolasi, lukanya dibersihkan,” jelasnya. (JP/t.ag)
Editor : Redaksi