TULUNGAGUNG - Kasus konfirmasi covid-19 di Jawa Timur mulai terpantau alami kenaikan. Dinas Kesehatan Provinsi Jatim Hingga mengeluarkan Surat Kewaspadaan Kenaikan Covid-19 pada 14 Juli 2022 lalu.
Rerata kasus dikonfirmasi varian BA. 4 dan BA. 5. Untuk menghambat penularan ini, Dinas Kesehatan memperkuat vaksinasi covid-19 di berbagai wilayah, termasuk Tulungagung meski kasus harian di kota marmer ini cukup terkendali.
Baca Juga: Awas! Covid-19 Menggeliat Lagi di Indonesia, Kemenkes: Didominasi Varian JN.1
Humas Satgas Posko Covid-19, Ahmad Mugiyono jelaskan pihaknya tak mau terlena dengan kondisi sekarang. Meski sudah terkendali, vaksinasi akan tetap dilaksanakan.
“Vaksinasi akan tetap dilaksanakan, apalagi ada peringatan peningkatan kasus dari Provinsi,” jelasnya, Senin (18/7/22).
Diakui saat ini masyarakat cenderung apatis. Sebab mereka menganggap covid-19 sudah tidak menakutkan seperti awal kemunculannya.
Meski begitu tingkat penularanya masih tinggi.
“Masyarakat harus tetap melakukan protokol kesehatan,” katanya.
Baca Juga: Merdeka! Jokowi Bolehkan Lepas Masker Di Ruang Terbuka
Dari data harian Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tulungagung tanggal 17 Juli 2022, capaian vaksinasi dosis 3 masih rendah, sekitar 19,16 persen.
Sedang jumlah kaksus aktif sebanyak 5 orang, dan 3 orang isolasi mandiri. Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 pertama kali terdeteksi di Indonesia pada 6 Juni 2022 dan terus menyebar ke berbagai wilayah termasuk Jawa Timur.
Hasil pemeriksaan Whole Genom Squencing (WGS) pada periode Juni s.d Juli 2022 menunjukkan bahwa sebagian besar (76,19 %) merupakan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.
Baca Juga: Empat Anggota DPR Meninggal karena Covid-19, Rapat di Gedung Parlemen Virtual Sepenuhnya
Peningkatan subvarian tersebut seiring dengan meningkatnya jumlah kasus konfirmasi COVID-19 di Provinsi Jawa Timur beberapa minggu terakhir.
World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa tingkat penularan subvarian ini lebih cepat dibandingkan dengan subvarian Omicron BA.2 yang menyebabkan lonjakan kasus di awal tahun 2022.
Berdasarkan adanya potensi lonjakan kasus dan penyebaran yang lebih luas tersebut, maka diperlukan respon cepat untuk mencegah penularan berkelanjutan. (JP/t.ag)
Editor : Redaksi