BACASAJA.ID - Polemik pernyataan soal 'TNI seperti gerombolan' telah berakhir setelah anggota DPR Komisi I Effendi Simbolon menyampaikan permintaan maaf. Di pihak lain, KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman juga telah menerima permintaan maaf dari Effendi.
Ketum Taruna Merah Putih, Maruarar Sirait, ikut senang polemik tersebut berakhir damai dan saling memaafkan. Dia menyoroti peran Ketua Fraksi PDIP DPR, Utut Adianto.
Baca Juga: Dicopot Sebagai Ketua DPC PDIP Surabaya, Adi Sutarwijono: Tegak Lurus Megawati
Dia menyoroti upaya Utut yang menjalin komunikasi dengan Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa, Jenderal Dudung, dan pihak lain. Menurutnya, Utut berperan dalam mengakhiri panasnya polemik tersebut.
"Yang menarik dari saya adalah peranan Utut Adianto yang bisa mengayomi dan mengademkan suasana dengan konpers dan komunikasi dengan Panglima TNI, KASD, dan lainnya bisa menyejukkan suasana," kata Maruarar kepada wartawan, Jumat (16/9/2022).
Dia mengapresiasi Utut, yang merupakan Wasekjen PDIP ini bisa menyelesaikan polemik dengan komunikasi yang baik. Menurutnya, Utut juga menjadi seorang ahli politik.
"Senang sekali masalah yang menghebohkan bisa diselesaikan dengan komunikasi yang bijak baik. Saya memuji Utut. Utut dulunya grand master catur sekarang grand master politik," ucapnya.
Baca Juga: Said Abdullah: Kasus Hasto Tidak Ada Kaitannya dengan Ketum PDIP, KPK Harus Proporsional
Diketahui, pernyataan Effendi Simbolon soal 'TNI seperti gerombolan' memicu protes dari sejumlah prajurit. Polemik itu mereda setelah Effendi menyampaikan permohonan maaf.
Ketua F-PDIP DPR RI Utut Adianto turut mendampingi Effendi saat penyampaian permohonan maaf tersebut. Utut berharap ketegangan mereda.
"Mudah-mudahan setelah ini semuanya jadi adem kembali dan TNI bisa bertugas seperti biasa. Kalau ditanya apakah kita memahami gerak di sana, ya, tentu tidak," kata Utut di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/9).
Baca Juga: Hasto Kristiyanto Siap Hadapi Proses Hukum di KPK
Utut Adianto mengatakan hal tersebut menjawab pertanyaan wartawan soal beredar video yang bentuknya arahan KSAD kepada prajurit untuk memprotes pernyataan Effendi Simbolon.
Utut menilai Dudung sebagai KSAD memiliki tongkat komando yang dapat digunakan untuk memerintahkan para prajurit. Utut menekankan bahwa tugas bersama adalah membuat suasana menjadi adem.
"Biar ini wilayahnya Pak KSAD, kan Pak KSAD punya tongkat komando, tongkat komando bukan sekadar tongkat, ini membuat yang marah jadi nggak marah. Kita, tugas kita mengademkan," imbuh pimpinan Komisi I DPR RI itu. (KTD)
Editor : Redaksi