BOJONEGORO – Apresiasi diberikan Pj Gubernur Jawa Timur, Adhi Karyono kepada Pemkab Bojonegoro yang menggelar acara Pekan Batik Daerah Budaya Bangsa untuk pertama kalinya, saat menghadiri pembukaan Pekan Batik Daerah Budaya Bangsa, Rabu (5/6/2026) di Alun-Alun Kabupaten Bojonegoro.
Adhy Karyono mengatakan, langkah ini sebagai sebuah terobosan baru dari Pj Bupati Bojonegoro dan Dekranasda dalam menyajikan Pekan Batik Daerah. “Kami sangat apresiasi, ternyata kegiatan ini perdana. Juga dalam rangka mengungkit ekonomi Bojonegoro dan melestarikan budaya batik. Sehingga membuat suatu kegiatan selama 4 hari ke depan. Mudah-mudahan yang dilakukan untuk uri-uri budaya lokal bisa disambut baik, dan batik Bojonegoro tidak hanya terkenal di Jatim tapi juga di Indonesia hingga internasional. Batik bisa menunjukkan kesetaraan sosial sekaligus sebagai pemersatu bangsa. ,” ujarnya.
Baca Juga: Target Ambisius Pj. Gubernur, Akhir Tahun 2024 Kemiskinan Ekstrem Jawa Timur 0 Persen
Lebih lanjut, Pj Gubernur menjelaskan, batik sudah menjadi warisan dunia dari Indonesia yang diakui oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009. Dan sudah ada Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009 dengan menetapkan Hari Batik. “Batik merupakan jati diri Indonesia dan membuat tidak ada strata dalam kehidupan sosial. Tidak ada bedanya. Semuanya jika memakai batik auranya cerah dan setara. Menunjukkan budaya ialah pemersatu dan tidak ada jarak antara kita,” jelasnya.
Jawa timur memang terkenal dengan ragam batik. Menurut Pj Gubernur, Kabupaten Bojonegoro selangkah lebih maju dalam Pekan Batik. “Saya memakai Batik Bojonegoro. Bojonegoro memang batiknya cerah dan mudah-mudahan membawa keberkahan untuk kita semua,” tegasnya.
Baca Juga: Festival Ekspor 2024: Pj. Gubernur Adhy : Jawa Timur Urutan Ketiga Capaian Kinerja Ekspor Nasional
Kabupaten Bojonegoro memang memiliki ragam batik yang dikenal dengan Motif Jonegoroan. Diantaranya motif Mliwis Mukti, Rancak Thengul, Sekar Jati dan motif Sata Gondo Wangi.
Adhi Karyono juga mengajak para perajin untuk mendaftarkan karya besar batik untuk kekayaan intelektual yang diciptakan khusus dari Bojonegoro. Sebab, di samping melestarikan budaya juga dapat menjadi potensi karya.
Baca Juga: P-APBD Jatim 2024: Pendapatan Rp 31,8 Triliun, Belanja Rp 35,6 Triliun
Bertema “Batikku, Batikmu, Batik Kita Semua”, kegiatan ini juga diisi kerajinan lokal, karya UMKM, serta berbagai lomba. Seperti lomba fashion show, workshop, lomba menggambar, lomba putra-putri batik, lomba desain, juga kunjungan wisata daerah. (yan/hjr)
Editor : Redaksi