Said Abdullah: Kasus Hasto Tidak Ada Kaitannya dengan Ketum PDIP, KPK Harus Proporsional

author Redaksi

- Pewarta

Minggu, 29 Des 2024 14:00 WIB

Said Abdullah: Kasus Hasto Tidak Ada Kaitannya dengan Ketum PDIP, KPK Harus Proporsional

i

Said Abdullah

Said Abdullah Harap Penetapan Hasto Tersangka oleh KPK Tidak Jadi Pengadilan Opini

SURABAYA – Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) MH Said Abdullah menanggapi penetapan tersangka Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Baca Juga: HUT ke-52, PDI Perjuangan Akan Gelar Perayaan Secara Sederhana di Sekolah Partai 10 Januari

“Saya berharap apa yang diputuskan KPK terhadap Mas Hasto tidak framing dan melebar ke mana-mana dan menjadi pengadilan opini,” kata Said Abdullah, dalam keterangan tertulisnya dikutip Minggu (29/12/2024).

Said mengaku bahwa ada sejumlah pihak sangsi terhadap tindakan KPK yang menilai kasus tersebut ada intervensi politik. Namun, hal ini harus dijawab KPK agar marwah lembaga antirasuah itu terjaga dengan baik.

“Mari kita letakkan hal ini secara proporsional. Mas Hasto juga sudah menyatakan bahwa akan patuh terhadap hukum,” ungkapnya.

Said menyebutkan, hal itu dibuktikan oleh Hasto yang selama ini patuh setiap KPK melakukan pemanggilan.

“Kami juga berharap KPK bisa bertindak proporsional dan menjaga kelembagaan dari intervensi siapa pun. Dengan demikian, negara hukum bisa kita jaga,” harap dia.

Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI itu meminta agar semua pihak tidak menggiring opini lebih maju dari proses hukum itu sendiri.

“Kita menjaga negara ini didasarkan pada hukum, bukan pada kekuasaan dan bukan pada pengadilan opini,” sebut politisi asal Sumenep Madura ini.

Said melanjutnya pihaknya tidak ingin berspekulasi bahwa KPK akan memanggil Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

“Apalagi, sepanjangan pengetahuan saya sebagai DPP partai, kasus HM ini sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan Ibu Ketua Umum,” tegas Said.

Dia menyebutkan, jika kehidupan kebangsaan terus gaduh dan berpolemik secara tidak proporsional, urusan hukum bisa diotak-atik, dan ada ketidakpastian hukum, maka berpotensi dipersepsikan negatif oleh rakyat dan pelaku pasar.

“Padahal, kita menghadapi situasi ekonomi yang tidak akan mudah ke depan. Kelas menengah kita merosot, terjadi sejumlah pemutusan hubungan kerja,” jelasnya.

Baca Juga: Ketua Banggar DPR Said Abdullah Minta Pemerintah Siapkan Mitigasi Tantangan Ekonomi 2025

Dia menilai, pasar menunggu arah kebijakan ekonomi dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, khususnya tentang kebijakan ekonomi.

Said pun mengajak semua pihak memberikan suasana kondusif agar ada kepastian hukum dan pemerintah bisa bekerja dengan baik.

“Terus terang saja, sejumlah pihak berkomunikasi dengan saya, para pelaku ekonomi berharap butuh kebijakan yang jelas dari pemerintah,” ungkap Said.

Dia mengaku prihatin, Prabowo yang baru memerintah dua bulan, tetapi harus menghadapi warisan masalah dan menjelma menjadi kegaduhan berkepanjangan.

Di sisi lain, investor global mulai menaruh harapan terhadap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang membuat sentimen negatif terhadap rupiah.

“Besar kemungkinan Presiden Trump juga akan mengenakan tarif terhadap negara-negara mitra dagang. Ekonomi China sedang melambat, padahal negara ini adalah mitra dagang terbesar Indonesia,” sebutnya.

Baca Juga: MK Hapus Ambang Batas Syarat Pencalonan Presiden, Said Abdullah: Kami Tunduk dan Patuh

Oleh karenanya, hal itu akan menjadi ancaman buat produk ekspor Indonesia ke AS.

Said menjelaskan, jika kondisi di dalam negeri masih gaduh, investor dikhawatirkan akan memilih keluar sesaat dari Indonesia, terutama investasi pada sektor portofolio yang harganya sangat mahal buat perekonomian nasional.

Padahal, kata dia, Prabowo memerlukan mitra investasi untuk membuka akses lapangan kerja untuk rakyat dan memberikan nilai tambah terhadap perekonomian nasional.

“Sekali lagi, mari kepada semua pihak, saya mengajak untuk menjaga kehidupan kebangsaan kita ke depan agar bisa membuahkan harapan,” ajaknya.

Said juga mengajak semua pihak menjaga optimisme bahwa Indonesia bisa mendapatkan kehidupan lebih baik ke depan.

“Saya juga berharap pemerintah bisa membangun komunikasi publik yang jelas, baik kepada rakyat, investor dalam satu focal point, dan tidak semua pihak berbicara yang justru membingungkan sehingga pesan utamanya tidak sampai,” pungkas Said Abdullah. (pdip)

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU