Didampingi Pemkot Surabaya, Eks Karyawan Resmi Lapor Polisi soal Dugaan Penahanan Ijazah

author Redaksi

- Pewarta

Senin, 14 Apr 2025 22:04 WIB

Didampingi Pemkot Surabaya, Eks Karyawan Resmi Lapor Polisi soal Dugaan Penahanan Ijazah

i

Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Kota Surabaya Achmad Zaini mendampingi korban dugaan penahanan ijazah

SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memastikan mengawal dugaan kasus penahanan ijazah oleh salah satu perusahaan di Surabaya. Hari ini pekerja yang ijazahnya ditahan resmi melapor ke polisi dengan didampingi Pemkot Surabaya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Kota Surabaya Achmad Zaini mendapat perintah dari Wali Kota Eri Cahyadi untuk mendampingi pekerja asal Pare, Kabupaten Kediri, yang bekerja di Surabaya tersebut.

Baca Juga: Senyap Tanpa Gaduh, Wali Kota Eri Tuntaskan Belasan Kasus Penahanan Ijazah Karyawan

"Kami kemarin diperintah Wali Kota Surabaya Pak Eri Cahyadi untuk mengantarkan dan mendampingi langsung karyawan tersebut melaporkan kasus dugaan penahanan ijazah. Hari ini kami antar langsung ke Polres Pelabuhan Tanjung Perak," jelas Zaini, Senin (14/4/2024).

Perusahaan tersebut berada di kawasan Margomulyo. Zaini memastikan bahwa polisi sudah meminta keterangan pekerja tersebut.

Baca Juga: Polemik Nasib Eks Karyawan CV Sentosa Seal, DPRD Jawa Timur: Ijazah Tidak Bisa Dicetak Ulang

"Ini masih proses tanya jawab dengan kepolisian. Masih belum tahu berapa lama digali keterangan awalnya oleh kepolisian," imbuhnya.

Diketahui, kegaduhan ini berawal saat Wakil Wali Kota Armuji sidak ke perusahaan tersebut. Sebelumnya Armuji mendapat laporan dari pekerja tersebut bahwa ijazahnya telah ditahan meski dirinya sudah resign.

Baca Juga: Wali Kota Eri Cahyadi Tuntaskan 3 Kasus Penahanan Ijazah Karyawan di Surabaya

Wali Kota Eri Cahyadi langsung memastikan bahwa pihaknya melindungi hak-hak pekerja sekaligus mendukung pengembangan iklim investasi. Dia juga menginstruksikan Kedisperinaker untuk mendampingi korban melapor ke polisi. "Siapa yang salah harus bertanggung jawab," tegas Eri. (*)

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU