BACASAJA.ID - Video angin puting beliung di kawasan Kenjeran Surabaya beredar di media sosial, Rabu (17/2/2021). Angin yang membentuk pusaran itu menjulang tinggi dan berputar-putar di perairan pantai timur Surabaya (Pamurbaya).
Kejadian itu dibenarkan oleh Camat Bulak, Budi Hermanto. Ia mengatakan angin puting beliung berlangsung kurang lebih selama 45 menit. "Iya benar. Kejadiannya sekitar pukul 15.10 WIB sampai pukul 15.55 WIB. Mulai laut di tanggul Kejawan Lor, lari ke timur ke laut terus nggak sampai ke darat, kemudian ke laut terus hilang," kata Budi dikutip Kamis (18/2/2021).
Baca Juga: Samsat Tulungagung Porak Poranda Diterjang Angin, Pelayanan Jalan Terus
Sementara dari video berdurasi 30 detik yang beredar, tampak warga setempat panik lantaran lokasi pusaran angin cukup dekat dengan bibir pantai di mana banyak perahu nelayan parkir. "Angin puting beliung daerah Kenjeran. Daerah Kenjeran angin gede puting beliung. Angin puting beliung iku pakdhe," ucap pria dalam video yang beredar.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BKMG) Tanjung Perak menyebut kejadian angin puting beliung di Pantai Kenjeran akibat awan cumolonimbus. Awan tersebut kemudian menghasilkan waterspout (belalai air).
"Hanya awan cumulonimbus yang dapat menyebabkan fenomena ini. Kejadiannya bersifat lokal dan dalam waktu yang relatif singkat," ujar Kepala BMKG Tanjung Perak, Taufik Hermawan saat dikonfirmasi.
Taufik menjelaskan, fenomena yang terjadi sama dengan puting beliung di daratan. Karena kejadiannya di air, maka waterspout muncul lantaran pusaran angin menyedot air laut. "Waterspot atau Belalai Gajah itu berupa kolom pusaran air yang tertarik masuk ke dasar awan. Sama seperti puting beliung tapi di atas permukaan air," imbuhnya.
Baca Juga: Puting Beliung Rusak Belasan Rumah Di Tulungagung Rusak
Sekadar diketahui, pertumbuhan awan cumulonimbus terdiri dari tiga fase yaitu fase pertumbuhan, fase matang dan terakhir fase punah.
Fase pertumbuhan yakni angin bergerak ke atas dikarenakan kondisi atmosfer yang tidak stabil. Sehingga pengangkatan massa udara sangat kuat bergerak vertikal mencapai ketinggian maksimal.
Fase matang. Pada fase ini, massa udara berubah menjadi air dan jika kondisinya sangat ekstrim akan menjadi butiran es, kemudian akan terjadi pergerakan massa udara ke atas dan ke bawah. Hal ini yang disebut sebagai puting beliung.
Baca Juga: Rumahnya Roboh Ditimpa Pohon, Rahmat Peluk Istrinya
Kemudian fase punah, fase tersebut merupakan hilangnya pasokan udara dari bawah kemudian pusaran angin tersebut akan lenyap dengan sendirinya Sehingga jika angin puting beliung terjadi di air, maka air yang tersedot akan diturunkan berupa hujan. Sedangkan jika terjadi di darat, maka material yang tersedot akan turun berhamburan.
Terpisah, Kapolsek Kenjeran, Kompol Esti Setija Oetami memastian bahwa pusaran angin puting beliung yang sempat muncul di perairan Kenjeran tersebut tak sampai menyebabkan kerusakan atau korban jiwa. "Anginnya hanya di tengah pantai, nggak sampai ke rumah warga," kata Esti.
Pusaran angin itu juga tak sampai menerjang perahu nelayan yang ada di bibir pantai. Ia memastikan angin hanya berada di tengah pantai. (ads/L1)
Editor : Redaksi