BACASAJA.ID - Foto-foto paket bantuan sosial (Bansos) berlogo Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang diduga digunakan untuk kampanye Pilwali Surabaya, viral di media sosial. Apalagi ada warga berpose salam dua jari, yang mengarah ke paslon nomor 2 Machfud Arifin-Mujiaman. Persoalan ini pun dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Lantas, siapa sebenarnya penyalur bansos itu?
Seorang warga bernama Albert Kurniawan melaporkan hal itu ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Surabaya, Kamis (19/11/2020). Setidaknya dua foto terkait paket bansos yang diduga untuk kampanye.
Baca Juga: Eri Cahyadi Sharing Optimalisasi PAD Bersama Wali Kota Lubuk Linggau
Foto pertama, terlihat satu truk besar mengangkut paket bantuan berlogo BNPB. Bak truk dipenuhi paket bantuan yang dikemas dalam tas warna putih dengan logo dan tulisan BNPB bertuliskan tulisan “Bantuan Dana Siap Pakai BNPB.
Sedangkan foto kedua, menunjukkan tiga orang memakai kaus kampanye Machfud Arifin-Mujiaman membawa paket bansos BNPB sambil mengacungkan salam dua jari, merujuk nomor urut paslon yang diusung delapan parpol (PKB, PPP, PAN, Golkar, Gerindra, PKS, Demokrat, dan Nasdem).
Foto tersebut viral dan terus beredar hingga saat ini di grup-grup WhatsApp. "Saya merasa resah dengan adanya info, berita, dan foto bahwa ada paket bantuan dari BNPB diduga digunakan untuk kampanye calon tertentu di Pilkada Surabaya. Rakyat berharap Bawaslu bisa membuka secara benderang tentang masalah ini,” ujar Albert dikutip Jumat (20/11).
Tak lama setelah pelaporan itu, anggota Komisi IX DPR RI dari Dapil Jatim I, Lucy Kurniasari buka suara. Lucy yang juga sebagai Plt Ketua DPC Partai Demokrat Kota Surabaya ini mengakui bahwa dirinya yang menyalurkan bantuan tersebut kepada warga Surabaya.
Ia mengakui ada pemberian bansos dari BNPB sebanyak 10 ribu paket berupa Bahan Pangan Tambahan (BPT) untuk warga terdampak pandemi Covid-19. Tak hanya BNPB, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga disebutnya memberi bantuan 20 ribu paket BPT, yakni bantuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh bagi tenaga kesehatan dan non tenaga kesehatan.
Baca Juga: Eri cahyadi Galakkan Imunisasi Polio Gratis, Perketat Pencegahan VDPV2-n di Surabaya
”Saya sebagai anggota DPR RI menyalurkan bantuan tersebut kepada warga Surabaya yang benar-benar terdampak,” kata Lucy. Untuk diketahui, Demokrat merupakan salah satu parpol pengusung MA-Mujiaman di Pilwali Surabaya.
Lucy mengungkapkan, dalam menyalurkan bantuan tersebut dirinya melibatkan relawan dan kader Partai Demokrat yang tersebar di 31 kecamatan. “Karena dalam jumlah yang banyak, saya membagikan paket tersebut melalui relawan dan kader partai yang tersebar di 31 kecamatan. Para relawan dan kader baru diberi bantuan paket itu setelah menunjukkan data warga yang terdampak COVID-19,” papar perempuan yang pernah maju di Pilwali Surabaya 2015 melawan Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana tersebut.
Ia menegaskan bantuan tersebut untuk kepentingan sosial. “Jadi, pembagian paket BPT dan sembako semata bersifat sosial. Siapa saja warga Surabaya yang memenuhi kriteria terdampak Covid-19 diberi bantuan paket tersebut,” jelas Lucy.
Lucy menandaskan, dirinya tidak pernah membedakan warga Surabaya apa pun aliran politiknya dalam penyaluran bantuan.
Baca Juga: Eri Cahyadi Hadiri Pelantikan Rektor Unair: Perkuat Komitmen Kolaborasi untuk Surabaya
Sementara itu, Ketua Bawaslu Surabaya Muhammad Agil Akbar membenarkan adanya pelaporan dugaan bantuan dari BNPB yang diduga sebagai alat kampanye di pilkada Surabaya.
Agil menjelaskan, laporan warga mengenai dugaan bantuan BNPB sudah diterima Bawaslu Surabaya dan akan segera ditindaklanjutilanjuti. ”Iya, laporan diterima oleh teman-teman di sekretariat Bawaslu Surabaya,” jelas dia.
Dia mengatakan, Bawaslu akan menginvestigasi masalah ini, karena jika memang ada penyalahgunaan bantuan dari BNPB, maka ada konsekuensi hukumnya. ”Kami masih mengkaji unsur dugaan pelanggarannya. Masih kami dalami,” tandas Agil. (rd/ji)
Editor : Redaksi