BACASAJA.ID- Di desa Sidomulyo puluhan ternak mati secara beruntun. Dari hasil lab yang dilakukan terhadap 1 sapi yang mati, terindikasi tertular bakteri anthrax.
Meski demikian, Dinas Peternakan Kabupaten Tulungagung belum bisa memastikan asal muasal bakteri yang sebabkan kematian sapi tersebut.
Baca Juga: Puluhan Sapi Mati Mendadak Di Junrejo Batu
“Kalau penelitian (penelusuran) yang dilakukan oleh Balai Besar Veteriner Wates, Jogjakarta. Itu membutuhkan waktu yang lama,” jelas Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Tulungagung, Mulyanto, Senin (7/6/21).
Mulyanto menyatakan kondisi Desa Sidomulyo Kecamatan Pagerwojo aman. Pihaknya telah mendirikan posko yang melakukan pengobatan dan pemantauan ternak sapi di desa itu. Petugas posko berasal dari Dinas Peternakan dan Pemerintah Desa setempat.
Sapi yang mati di Desa ini mencapai 26 ekor dan kambing 3 ekor. Meski hasil laboratorium menunjukkan indikasi anthrax, pihaknya tak mau menetapkan 25 ternak sapi lainya mati disebabkan oleh anthrax.
Dirinya berdalih dari pemeriksaan yang dilakukan ada beberapa penyebab kematian ternak sapi itu. Dirinya mencontohkan ada sapi yang placentanya tak keluar saat melahirkan.
Placenta ini lalu menimbulkan infeksi dan diserap oleh tubuh, sehingga sebabkan kematian sapi. Selain itu, bangkai 25 sapi lainya sudah dikubur, sehingga tidak didapatkan sampel dari 25 sapi itu.
Lalu amankah mengkonsumsi susu yang berasal dari ternak sapi desa tersebut? Mulyanto jelaskan cukup aman mengkonsumsi sapi dari desa Sidomulyo.
Pasalnya susu yang ada berasal dari sapi yang sehat. Sapi yang tidak sehat atau sakit tidak memproduksi susu.
Baca Juga: Imbas Bakteri Anthrax, Ribuan Ternak di Tulungagung bakal Divaksin
Namun untuk keamanan, pihaknya melakukan isolasi terhadap produk susu dan daging dari desa ini selama 20 hari sejak kejadian pertama pada 25 Mei 2021.
“Produk susu selama sapinya sehat aman,” katanya dengan tegas.
Disinggung spora bakteri anthrax yang bisa bertahan hingga puluhan tahun di tanah, Mulyanto jelaskan cara terbaik untuk menghindari spora ini.
Ternak yang mati akibat anthrax dimusnahkan dengan cara dibakar, lalu dikubur tanah diatas kuburan sapi itu dicor agar tidak digali atau ditanami tanaman.
Baca Juga: Isu Anthrax tak Pengaruhi Penjualan Sapi di Pasar Hewan Tulungagung
“Biasanya protapnya (protokol tetap) dibakar lalu dikubur, lalu atasnya di cor agar tidak ditanami atau digali oleh anak cucunya,” terangnya.
Sayangnya, protokol ini hanya dilakukan pada 1 ternak sapi saja yang terindikasi Anthrax. Sedang pada 25 sapi lainya, dirinya tidak bisa memastikannya.
Kejadian ini merupakan pertama kalinya di Tulungagung. Puluhan ternak di Desa Sidomulyo Kecamatan Pagerwojo mati secara beruntun.
Awalnya warga menduga sapi-sapi ini mari akibat disantet. Pasalnya dalam tubuh sapi dan kambing yang mati ditemukan benda-benda aneh, seperti baru, kain, dan besi. (Noyo/JP).
Editor : Redaksi