BACASAJA.ID – Kondisi Pasar Pakel di Kecamatan Pakel kabupaten Tulungagung sepi. Kondisi ini seakan berbanding terbalik dengan kondisi pasar yang seharusnya ramai.
Di pasar ini hanya ada 6 pedagang yang melakukan aktifitasnya. Padahal di pasar yang dibangun oleh Pemkab Tulungagung sejak 1991 ini terdapat ratusan los dan kios.
Baca Juga: Sinergi Antar Daerah, Surabaya dan Blitar Teken MoU Komoditas Pangan
Salah satu pedagang yang bertahan di Pasar Pakel, Sukiman menuturkan pasar ini mulai sepi sejak awal tahun 2000 an.
“Karena pembeli lebih memilih belanja di pasar Bandung yang lebih lengkap, selain itu banyak pedagang ethek (sayur keliling) yang langsung ke pembeli,” terangnya.
Padahal pada awal dekade 1990 an, pasar ini ramai dengan pedagang dan pembeli. Los dan kios Pasar Pakel mampu menampung ratusan pedagang.
Staf pengelola pasar Pakel, Imam Saprodin menjelaskan pasar ini dibangun sejak tahun 1991. Namun pasar ini mengalami kemunduran hingga menjadi sepi seperti saat ini. Imam mengatakan pada awal dirinya bertugas pada tahun 2012, hanya ada 20 pedagang.
“Itu sudah termasuk pedagang ayam,” jelasnya.
Pedagang ayam hanya mampir di pasar, dan tidak setiap hari ada di pasar. Pedagang ayam berdagang di hari pasaran Kliwon sama Pahing.
Baca Juga: Pemkab Tulungagung Tandatangani NPHD Untuk KPU dan Bawaslu
Disinggung pendapatan yang didapat dari retribusi pasar, Imam katakan sangat minim. Dalam sebulan hanya mendapat sekitar 300 ribu rupiah.
“Retribusi sama sampahnya sekitar 300 ribu,” terangnya.
Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Tulungagung, Tri Hariyadi akui kondisi pasar yang sepi.
“Kita mencari orang-orang (pedagang) yang mau berdagang di pasar,” kata Tri.
Baca Juga: Lelang Perdana Kendaraan Pemkab Tulungagung, Ambulans Sepi Peminat RX King Paling Diminati
Pria berkumis tipis ini menambahkan, pihaknya berencana merubah pasar tradisional ini menjadi pasar wisata, mengingat lokasi pasar berada di jalur wisata menuju pantai Gemah.
“Ada yang usul dijadikan pasar oleh-oleh, ini kita masih melakukan kajian,” paparnya.
Tri Hariyadi melanjutkan, selain pasar Pakel, kondisi serupa juga terjadi di Pasar Domasan Kecamatan Ngunut.
Pihaknya bakal melakukan mencari formula yang tepat untuk kembali meramaikan kedua pasar tersebut. (Noyo/JP)
Editor : Redaksi