BACASAJA.ID - Penambahan fasilitas layanan kesehatan yang terus digalakan oleh Pemkot Surabaya tidak setimpal dengan kinerja dari tenaga kesehatan di Kota Surabaya.
Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (Paru) dr. Arief Bakhtiar, Sp. mengaku bila pernah mengalami keterlambatan pemberian insentif kepada para tenaga kesehatan.
"Telat sih, iya, tapi kita paham. Ada telat beberapa bulan yang sudah jadi makanan sehari-hari. Harus ada administrasi yang harus dipenuhi," ungkap dr. Arief, Jumat (16/7/2021).
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya, Tjutjuk Supariono mengungkapkan, bahwa masih ada tenaga kesehatan (nakes) yang belum mendapatkan insentif, meskipun mereka berjibaku melawan Covid - 19.
"Tenaga kesehatan dari awal sudah saya coba perjuangkan, sampai Desember (insentif) tahun kemarin sudah diperjuangkan," ungkap Tjutjuk, Jumat (16/7/2021).
Baca Juga: Wali Kota Surabaya Beri Insentif 100 Persen, PDIP: Para Nakes Berada di Garis Terdepan
Selain itu, Tjutjuk mengaku, bila DPRD Kota Surabaya bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya telah melakukan rapat dalam pembahasan pemberian insentif pada nakes.
"Tadi rapat dengan DPRD dan Dinkes untuk bulan Januari hingga bulan ini sedang kita perjuangkan dan sudah ada titik terang, karena Wali Kota juga sudah memperhatikan hal itu. Harapannya secepatnya insentif nakes ini segera terpenuhi," terangnya.
Sejak awal Politisi PSI ini sangat mendukung kinerja nakes dalam menangani Covid - 19 di Kota Surabaya. Tetapi, dia juga memberikan beberapa usulan kepada Pemkot Surabaya.
Baca Juga: Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi Komitmen 100 Persen Insentif Nakes
Seperti multivitamin untuk nakes, lalu mendorong Pemkot Surabaya segera mempercepat pembayaran insentif bagi para nakes, dan memastikan ketersediaan nakes di Surabaya dengan memanfaatkan mahasiswa koas (dokter muda).
“Pemkot harus memastikan para nakes dalam kondisi prima dalam menghadapi Covid-19 . Pemberian multivitamin diperlukan untuk seluruh nakes di Surabaya. Sudah terlalu banyak nakes yang gugur, jangan sampai ada lagi nakes yang terpapar virus ini," pungkas Tjutjuk. (byta)
Editor : Redaksi