Survei SCG: Warga Surabaya Puas Kinerja Risma Tangani Covid-19

author bacasaja.id

- Pewarta

Selasa, 08 Des 2020 17:00 WIB

Survei SCG: Warga Surabaya Puas Kinerja Risma Tangani Covid-19

BACASAJA.ID - Pandemi virus corona atau Covid-19 memang belum akan berakhir dalam waktu dekat. Namun polemik muncul saat Pemkot Surabaya mulai simulasi tatap muka di beberapa SMP negeri maupun swasta.

Berdasarkan survei yang dilakukan Surabaya Consulting Group (SCG Consulting) pada akhir Bulan November lalu dengan 1.200 responden, mendapat respon yang berimbang oleh masyarakat Surabaya. Sebanyak 51,17 persen setuju penutupan sekolah dan 48,83 persen meminta sekolah dibuka.

Baca Juga: Tim Pansel Telah Disetujui, Seleksi Sekda Surabaya Segera Dibuka

“Pemerintah harus pertimbangkan matang untuk memutuskan membuka kembali sekolah, karena relatif berimbang aspirasi yang ada. Boleh dibilang separuh ingin dibuka dan separuh warga ingin tetap sekolah di rumah saja melalui daring”, ungkap Ryan Baskara, Peneliti SCG Consulting pada Selasa (08/12/20) di Surabaya.

“Ini berbeda dengan keinginan masyarakat atas dibukanya tempat ibadah yang mencapai 94 persen, mungkin pertimbangan responden adalah kepercayaan atas kepatuhan orang dewasa di dalam rumah ibadah untuk patuh protokol lebih tinggi dibanding dengan anak-anak saat di sekolah. Sebagian responden tidak yakin anak-anak akan patuh protokol kesehatan saat di sekolah,“ imbuhnya.

Dalam penelitian tersebut juga ditemukan kepuasan masyarakat atas kinerja Walikota Surabaya Tri Rismaharini dalam menangani Covid-19. Menurut Ryan, hasil penelitian sangat jelas bahwa 68,5% masyarakat Surabaya merasa Wali Kota Risma dan jajaran Pemkot Surabaya sudah maksimal dalam memimpin penanganan pecegahan dan penyebaran Virus Covid-19 ini.

Baca Juga: Identitas Visual "Surabaya City of Heroes" Resmi Dapat Pelindungan Hak Cipta

"Variabel kepuasan masyarakat diantaranya didapat dari aktivitas Pemkot dalam melakukan penyemprotan disinfektan di jalan-jalan mencapai 93,33 persen," jelasnya.

"Lalu operasi tidak memakai masker diberikan sanksi juga mendapat respon positif dari masyarakat sebesar 91,00 persen. Masyarakat juga memberi apresiasi positif 72,33% atas kebijakan pembubaran kerumuman swab-hunter yang dilakukan Pemkot Surabaya seperti membubarkan kerumuman di warkop, cafe atau tempat nongrong lainnya," lanjut Ryan.

Baca Juga: Hindarkan Masyarakat Dari Jeratan Pinjol, BPR SAU Surabaya Tawarkan Bunga Kredit Lebih Rendah

Namun, masyarakat kota Surabaya selain bisa menjaga ketaatan protokol kesehatan, rupanya juga masih terdapat masyarakat yang belum mempercayai Covid - 19.

"Mengenai persepsi masyarakat dengan munculnya wabah Covid-19 pada awal 2020 ini, banyak yang mempercayai virus ini muncul karena faktor alam sebanyak 75,83 persen. Namun ada pula masyarakat yang percaya bahwa Covid-19 adalah faktor rekayasa sebesar 24,17 persen," pungkasnya. (ind)

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU