BACASAJA.ID - Pemkab Tulungagung sudah mengijinkan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT). PTMT ini sebagai imbas turunya level PPKM Tulungagung ke level 3.
Pemberlakuan PTMT ini memberikan rejeki sendiri bagi penjual seragam di Tulungagung. Dalam 2 hari, mereka mampu meraih omzet ratusan juta rupiah.
Baca Juga: PTM 100 Persen di Surabaya Tunggu PPKM Level 1
Seperti diungkapkan oleh Muhammad Nur Amprin, pemilik toko seragam di Jalan Basuki Rahmad. Menurut pria 25 tahun ini, jumlah pembeli alami peningkatan hingga 100 persen lebih.
“Yang paling banyak dicari seragam putih untuk SD,” jelas Nur, Rabu (8/9/21).
Akibat tingginya permintaan seragam ini, pihaknya sampai kehabisan stok seragam. Harga yang dipatok untuk atasan seragam putih sekitar 40-50 ribuan.
Dalam sehari dirinya mampu menjual sekitar 170 stel seragam. Peningkatan ini mulai terjadi dalam 2 hari terakhir.
“Saat pandemi kemarin sepi,” ujarnya.
Sedang seragam yang paling jarang dicari adalah seragam khas. Salah satu orang tua yang membeli seragam, Arisanti warga Desa Gedangsewu Kecamatan Boyolangu belanja seragam untuk anaknya yang kelas 7.
Baca Juga: Covid-19 Melandai, Wakil Walikota Armuji sebut Kota Surabaya Siapkan PTM 100 Persen
Pasalnya mulai besok (Kamis, 9/9/21) sudah dimulai PTMT dan anaknya belum mendapat seragam dari sekolah.
“Belum dapat seragam,” ujar wanita berjilbab itu.
Disinggung perasaannya dengan PTMT ini, Arisanti ungkapkan rasa senangnya. Apalagi anaknya sudah hampir 2 tahun ini sudah tidak merasakan bangku sekolah.
“Senang mas, di pikiran enggak mumet,” katanya dengan ekspresi senang.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Terapkan PTM 25 Persen dengan Prokes Ketat
Untuk membeli seragam ini, dirinya harus merogoh kocek cukup dalam. Untuk 2 stel seragam dirinya harus membayar hampir 500 ribu rupiah.
“Ini tadi satu 250 untuk satu warna (Pramuka), satunya 210 (biru putih),” jelasnya.
Harga itu hanya seragam saja, belum termasuk atribut sekolah seperti topi, badge dan dasi. (JP/t.ag/RG4).
Editor : Redaksi