BACASAJA.ID - Beberapa kecamatan di Kabupaten Tulungagung menjadi langganan bencana kekeringan. Tiap tahun BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Tulungagung melakukan Dropping (pengiriman) air bersih di wilayah terdampak bencana kekeringan.
Biasanya kekeringan dimulai pada bulan Agustus hingga Oktober.
Namun tahun ini berbeda, hingga menjelang akhir Oktober, belum ada wilayah yang meminta Dropping air bersih.
Baca Juga: Bencana Hidrometeorologi Mengancam Jawa Timur, Gubernur Khofifah Gercep!
Kepala BPBD Kabupaten Tulungagung, Soeroto menjelaskan tidak adanya daerah yang meminta bantuan air bersih ini.
Menurutnya hujan yang masih terjadi di bulan Agustus membuat daerah yang biasanya kekeringan, masih mempunyai simpanan air yang cukup.
"Sehingga sumber airnya masih cukup," kata Soeroto, Kamis (21/10/21).
Apalagi bulan November ini akan ada fenomena La Nina yang berpotensi menimbulkan hujan deras.
Selain faktor hujan yang masih ada, berjalanya Hipam (himpunan penduduk pemakai air minum) di wilayah tersebut mulai berjalan.
Baca Juga: Kalimantan Selatan Darurat Banjir, 6 Kabupaten Tenggelam Lantaran Air Sungai Meluap
Beberapa fasilitas yang rusak mulai diperbaiki, sehingga pasokan air bersih menjadi lancar.
"Kenyataannya sampai sekarang enggak ada Kepala Desa yang meminta air, karena dari Hipamnya sudah mencukupi," terang Soeroto.
Untuk mengurangi kekeringan, Pemkab Tulungagung melalui Dinas PUPR juga membangun beberapa sumur bor di lokasi langganan kekeringan.
Baca Juga: BMKG: Jatim Waspada Hujan Lebat dan Angin Kencang mulai Pagi sampai Sore Hari
Salah satunya Dusun Comanuk di Desa/Kecamatan Besuki. Dusun ini tiap tahun selalu alami kekeringan tiap memasuki musim kemarau.
Namun sejak dibangunnya sumur bor, tahun ini Dusun Comanuk tak kekurangan air bersih.
Meski demikian, pemetaan wilayah kekeringan tidak berubah.
"Pemetaan tetap sama, tetap dianggap rawan kekeringan," pungkasnya. (JP/t.ag/rg4)
Editor : Redaksi