Sindikat Rapid Test Palsu Surabaya Dibongkar, Libatkan Oknum Puskesmas

author bacasaja.id

- Pewarta

Selasa, 22 Des 2020 11:29 WIB

Sindikat Rapid Test Palsu Surabaya Dibongkar, Libatkan Oknum Puskesmas

i

Kasus rapid test palsu di Surabaya dirilis Polres Pelabuhan Tanjung Perak

BACASAJA.ID - Keharusan rapid test bagi warga yang bepergian dengan moda transportasi umum, dimanfaatkan pihak tak bertanggung jawab. Seperti di Surabaya, mereka melakukan praktik jual beli surat keterangan rapid test palsu.

Dengan cukup membayar Rp 100.000, warga yang membutuhkan bisa mendapatkan surat keterangan rapid test dengan hasil non reaktif. Tanpa harus melakukan tes pula.

Baca Juga: Polres Pelabuhan Tanjung Perak Ungkap Grup Facebook "Gay Khusus Surabaya", Dua Orang Jadi Tersangka

Praktik ini dijalankan komplotan yang beroperasi di sekitar Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya yang melibatkan oknum pegawai Puskesmas, travel dan calo.

Beruntung, skandal ini berhasil dibongkar Polres Tanjung Perak. Tiga orang ditangkap, yakni oleh M Roib (55) sebagai pemilik agen travel dan Budi Saantoso (35) sebagai calo. Keduanya warga Pabean Cantikan. Lalu Syaiful Hidayat (46), warga Bubutan, salah satu pegawai Puskesmas yang berada di wilayah hukum Polres Pelabuhan Tanjung Perak.

Ketiga tersangka diamankan pada Selasa (15/12) di sebuah kantor travel di Jalan Kalimas Baru, Surabaya.

Surat rapid test itu ditawarkan ke calon penumpang kapal. "Setelah mendapatkan penumpang, mereka memberikan iming-iming surat keterangan rapid test tanpa melakukan tes. Tanpa mengambil darah, tanpa melakukan tes SOP protokol kesehatan yg dilakukan kesehatan. Membayar Rp 100 ribu mereka (penumpang) sudah bisa mendapatkan," ungkap Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Ganis Setyaningrum dikutip Selasa (22/12/2020).

Baca Juga: Satreskrim Polres Tanjung Perak Tangkap Dua Terduga Admin Grup Gay Khusus Surabaya

Setelah mendapatkan penumpang, Roib dan Budi menghubungi Syaiful. Sedang Syaiful sendiri di puskesmas bekerja sebagai cleaning service dan membantu bagian administrasi.

Karena membantu administrasi itulah Syaiful jadi tahu tentang surat hasil rapid test. Untuk membuat surat hasil rapid test, Syaiful cukup menerima kiriman foto KTP penumpang dari Roib dan Budi melalui WhatsApp.

Dengan data dari KTP penumpang, Syaiful memasukkan identitas penumpang ke surat hasil rapid test. Setelah itu, Syaiful mencap surat rapid test dengan hasil nonreaktif itu dengan stempel dokter yang dipalsukan.

Baca Juga: VIRAL Grup Facebook 'Gay Surabaya', Polres Pelabuhan Tanjung Perak Langsung Menyelidiki

Surat hasil rapid test kemudian diserahkan ke Roib. Oleh Roib surat itu ditandatanganinya sendiri atas nama dokter sesuai stempel, tetapi tanda tangannya dibuat sendiri olehnya.

"Stempelnya dibuat sendiri. Dokternya ada memang beliau berdinas. Tapi stempelnya dipalsukan oleh pegawainya sendiri," ungkap Ganis. (ril)

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU