BACASAJA.ID - Potensi wisata halal di negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, sudah seharusnya Indonesia memiliki destinasi wisata halal terbaik.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, sebetulnya banyak miskonsepsi terhadap pariwisata halal. Adapun, pariwisata halal konsepnya universal dan inklusif.
Baca Juga: Tingkatkan Daya Tarik Wisatawan, Pemkot Surabaya Luncurkan Kalender Event 2025
"Jadi untuk wisatawan nusantara dan mancanegara yaitu penyediaan seperangkat layanan tambahan jadi extended services, jadi layanan tambahan itu ada di amenitas," ujar Sandiaga, Selasa (3/5/2022).
Amenitas yang dimaksud Menparekraf yaitu seperti hotel, restoran, daya tarik wisata seperti tempat destinasi wisata dan aksesibilitas yaitu infrastruktur yang ditujukan untuk diberikan untuk memenuhi pengalaman dan keinginan dari wisatawan muslim.
Menurut Menteri Sandi, misalkan tempat ibadah, restoran halal, dan juga destinasi yang ramah terhadap wisata muslim, kalo misal kolam renang ditujukan wisatawan berkeluarga atau ada waktu sendiri terhadap dirinya.
Baca Juga: Pengembangan Kota Lama, Kampung Tematik hingga Ekraf Jadi Fokus Pemkot Surabaya di 2025
Target wisata muslim tentunya yang nusantara dan mancanegara secara keseluruhan. Perlu dicatat wisatawan nusantara yang begitu besar jika dihitung setiap harinya.
"Setiap hari saya mencatat antara 5 ribu sampai 7 ribu yang setelah mereka melakukan umroh, mereka pergi ke destinasi lainnya seperti Turki, Mesir, padahal kita bisa kembangkan mereka setelah umroh juga bisa melanjutkan pariwisata religi atau halalnya ke Aceh, Sumatera Barat, atau di Kepri atau di NTB atau di Kalimantan Selatan," ungkapnya.
Pariwisata halal yang terpenting kebersihan, kenyamanan dan keamanan dari pariwisata itu terjaga, jadi pariwisata halal dan toyyib, setiap wisatawan baik muslim atau non muslim dapat juga menikmati pariwisata halal tersebut.
Baca Juga: Eks Museum Taman Ekspresi Jadi Tempat Nongkrong, Tawarkan View Wisata Perahu Air Susur Kalimas
Sarana dan infrastruktur perlu ditingkatkan, misalnya di Korea Selatan pariwisata halalnya sudah sangat maju. Selain itu di Jepang, lanjut Sandiaga, walaupun mereka minim destinasi wisata religi, tetapi mereka meniatkan konsep pariwisata halal dengan tiga kategori yang terbagi: need to have, good to have, dan nice to have. (XDI)
Editor : Redaksi