JAKARTA - Badan Pusat Statsitik (BPS) mencatat pada Desember 2023 terjadi inflasi year on year (y-on-y) sebesar 2,61 persen. Inflasi tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 5,08 persen dan terendah terjadi di Bandung sebesar 0,63 persen.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran.
Baca juga: Surabaya Kick Off Program Kelurahan Cantik 2025, Targetkan Juara Nasional
“Yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 6,18 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,55 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,07 persen,” kata Amalia dikutip dari InfoPublik.id, Rabu (3/1/2024)
Lanjutnya, kelompok pendidikan sebesar 1,97 persen kelompok kesehatan sebesar 1,94 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,69 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,57 persen.
Baca juga: BPS: 26 Provinsi Catatkan Deflasi pada Agustus 2024
Kemudian kelompok transportasi sebesar 1,27 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,78 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,50 persen, dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,20 persen.
Amalia mengatakan tingkat inflasi month to month (m-to-m) Desember 2023 sebesar 0,41 persen dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) Desember 2023 sebesar 2,61 persen.
Baca juga: BPS: Inflasi Jatim Sebesar 3,25 Persen pada April 2024
“Sedangkan tingkat inflasi y-on-y komponen inti Desember 2023 sebesar 1,80 persen, inflasi m-to-m sebesar 0,14 persen, dan inflasi y-to-d sebesar 1,80 persen,” kata Amalia. (*)
Editor : Redaksi