Waspada! Jelang Pilkada, Polisi Bongkar Peredaran Uang Palsu Rp 16 M

bacasaja.id
Polisi menunjukan barang bukti uang palsu

bacasaja.id – Menjelang pilwali dan pilbup Desember mendatang, nampaknya mulai marak uang palsu (upal) beredar. Terbaru, Satresrkim Polrestabes Surabaya, berhasil menggagalkan upal dengan nilai sekitar Rp 18 Miliar yang berasal dari jaringan Jakarta dan Jawa barat.

Selain uang palsu pecahan Rp 100 ribu yang sudah dalam keadaang terpotong tersebut, polisi juga mengamankan upal dalam bentuk masih berupa lembaran kertas. Tak hanya itu, 6 orang pelaku sindikat pemalsuan uang juga di ringkus, salah satunya adalah otak dari produksi pemalsuan uang tersebut. “Kami juga amankan alat cetak, sablon, dan peralatan lainnya untuk produksi,” kata Wakapolrestabes Surabaya, AKBP Hartoyo, Jumat (6/11/2020).

Baca juga: Waspada, Peredaran Uang Palsu Modus Top-up Uang Digital

Hartoyo menambahkan keenam tersangka yang diamankan yakni Suwandi, 53, warga Perumahan Griya Permata Marie, Kranggan, Mojokerto, Umar, 34, warga Jalan Bukit Palma Blok C4, Surabaya, SYG, 41, warga Kaliwungu, Jombang, Sugiyanto, Mangga Besar IV-S, Tamansari, Jakarta Barat, Nistam, 62, warga Cengkareng, Jakarta Barat, serta HRDS, warga Jalan Taman Pinang Indah, Tangerang.

Dua tersangka Suwandi dan Umar ditangkap saat transaksi di Surabaya. Para pelaku ini ditangkap, bermula ketika pihaknya menangkap dia orang pengedar upal di Surabaya. Pihaknya bekerja sama dengan Polres Ngawi, Polres Mojokerto dan Polda Jatim untuk mengungkap jaringan ini sampai ke akar-akarnya.

Baca juga: Jelang Ramadan, Dua Pengedar Puluhan Juta Upal Diringkus

Benar saja, akhirnya empat tersangka berhasil diringkus termasuk otak pembuatan upal yaitu Sugiyanto, warga Jakarta Barat. "Alatnya kami amankan di Mojokerto. Sementara otaknya kami amankan di Jakarta dan Jawa Barat, " ujarnya.

Awalnya ide itu dari Sugiyanto, ia mengajak Nistam yang merupakan residivis  dua kali karena kasus upal. Mereka merencanakan untuk membuat upal dengan mencari tempat di Jombang.  Mereka kemudian menghubungi HRDS untuk membuat desainnya. Kemudian mereka mulai membeli satu persatu peralatan hingga berhasil membuat upal ini. "Mereka memiliki modal Rp 100 juta kemudian menghasilkan upal Rp 10 miliar. Sementara Rp 8 miliar upal masih dalam bentuk lembaran belum terpotong, " katanya.

Baca juga: Uang Palsu Rp3,7 Miliar Gagal Beredar di Jatim, Pemodalnya Warga Jombang

Dari hasil Rp 10 miliar, ternyata ratusan juta sudah sempat beredar. Namun, berhasil dikumpulkan oleh Unit Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya. Rp 9,5 miliar berhasil disita. Sementara Rp 500 juta sisanya masih dikumpulkan lagi. Pihaknya masih mengejar dua pengedar upal yang melarikan diri yaitu HD dan ED. "Kami masih kembangkan lagi. Kemungkinan ada atasnya lagi namun masih kami cari, " tuturnya.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur Imam Subarkah melihat langsung upal tersebut. Ia mengatakan, upal yang diamankan ini memang menyerupai yang asli. Jika diraba ada beberapa bagian yang kasar. Namun, saat diterawang nampak sekali jika benang uang diprint sementara yang asli dijahit. Sedangkan, untuk hologram juga tidak ganti warna. "Sebaiknya tetap menggunakan 3D, dilihat, diraba dan diterawang untuk mengetahui aslinya, " ungkapnya. (jem)

Editor : Redaksi

Hukum
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru