BACASAJA.ID - Rektor Universitas Airlangga (Unair), Prof. Mohammad Nasih mengungkapkan, Institute of Tropical Disease (ITD) Unair telah mengambil sampel varian covid di Bangkalan pada Minggu lalu.
Ada 40 sampel yang telah diambil Unair, tapi 24 diantaranya masih dalam tahap penelitian.
Baca juga: Covid-19 Menyerang Lagi, Wagub Jawa Timur Imbau Warga Tidak Panik
Kepala ITD Unair Prof. Inge Lusida mengatakan sampai saat ini penelitiannya masih belum selesai. Sehingga pihaknya masih belum bisa menyimpulkan varian virus yang diteliti.
“Ditunggu dulu belum selesai penelitannya,” terang Prof. Inge, Selasa (15/6/2021).
Sementara itu Rektor Unair Prof. Moh. Nasih mengatakan penelitian ini agak terlambat. Sebab, terkendala pada sampel yang dipakai.
Dari 24 sampel penelitian yang diteliti, baru tiga sampel yang berhasil diidentifikasi. Hasil dari penelitian tiga sampel itu sudah diberikan kepada Gubernur Jatim dan Menteri Kesehatan.
Sayangnya, Prof. Nasih masih belum bisa menyimpulkan secara pasti hasil penelitian tersebut. Namun menurutnya ada kesamaan antara varian virus di daerah Kudus dengan tiga sampel penelitian.
“Masih nampaknya ya. Belum bisa kami simpulkan. Sebab, masih banyak sampel yang harus diteliti,” ujarnya.
Disinggung mengenai, berapa lama waktu yang dibutuhkan dan sampel yang harus ditelititi agar penelitian bisa disimpulkan, Prof. Nasih tidak mengetahui secara pasti.
Namun pihaknya akan menguji seluruh sampel yang telah dikirimkan. Dia tidak bisa memastikan seperti apa hasilnya. Namun bila melihat 3 sampel yang ada, pihaknya meminta pemerintah mengeluarkan kebijkan khusus. Terutama perhatian pada pulau Madura.
Baca juga: Pandemi Membaik, Daerah PPKM Jawa-Bali Meningkat Signifikan, Surabaya Raya Level 2
Selain itu pihaknya juga akan terus menerima berbagai macam sampel yang menarik untuk diteliti. ITD Unair juga akan menerima sampel dari balitbangkes maupun sampel lainnya. Seperti varian virus asal India itu, atau varian India B.1.617.2 (Delta).
"Saya harap penanganannya lebih spesifik. Terutama untuk daerah Bangkalan. Ini menyangkut penyebaran yang sangat kuat dan cepat sekali. Mumpung belum kewalahan,” ucap Rektor dua periode itu.
Sementara itu, Prof. Nasih juga mengatakan bahwa Bed Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) sudah terisi 60 persen.
Dia khawatir pasien Covid-19 bakal bertambah lagi. Sebab, para nakes RSKI bisa kewalahan, bila pasien covid-19 kembali membeludak.
Apalagi penyebaran varian virus yang sudah menyebar di Kudus itu disebut lebih cepat penelurannya. Ketimbang virus sebelumnya.
Baca juga: Covid-19 Naik Turun, BOR Rumah Sakit di Jawa Timur Masih Aman
RSKI sendiri adalah rumah sakit rujukan di Surabaya dan sekitarnya. Saat ini, kebanyakan menjadi rujukan dari Bangkalan.
"RSKI menjadi rujukan untuk mengantisipasi membeludaknya pasien covid di RSUD dr. Soetomo," terangnya.
Oleh sebab itu, pihak Unair telah menerapkan kebijakan work form home (WFH) untuk karyawan yang berasal dari Bangkalan.
"Pun dengan mereka yang sering kembali ke pulau Madura. Biar tidak terjadi penyebaran secara masif," pungkas Prof. Nasih. (byta)
Editor : Redaksi