BACASAJA.ID - Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya, Khusnul Khotimah terus menyisir kaum papa yang membutuhkan pertolongan.
Salah seorang yang ditemuinya itu adalah nenek Rumiyah, yang sedang mengalami sakit parah dan hanya bisa berbaring di tempat tidurnya.
Baca juga: Ketua Komisi D DPRD Surabaya Apresiasi Langkah Cepat Pemkot Kembalikan Uang Seragam Siswa MBR
Nenek berusia 78 tahun yang tinggal di Kalimas Hilir, Kelurahan Nyamplungan, Kecamatan Pabean Cantian itu mengalami sakit hingga kedua kakinya terus melipat.
Menurut Khusnul, keluarga nenek Rumiyah sudah berusaha mengobati dengan membawa ke pengobatan alternatif di Probolinggo.
Namun karena pandemi Covid-19 dan sang putra terkena PHK (putus hubungan kerja), tidak lagi mampu membawa ibundanya ke pengobatan alternatif tersebut.
"Nenek Rumiyah ini tidak mengalami kendala makan. Semua makanan bisa dilahapnya dengan enak. Berbicara pun lancar seperti orang sehat. Seminggu ini, beliau ingin makan anggur. Karena keterbatasan, keluarga tidak bisa membelikan anggur itu. Alhamdulillah saya bisa membawa anggur seperti yang beliau inginkan saat saya mengunjungi beliau. Saya juga berikan bantuan paket sembako," ujar Khusnul, Sabtu (28/8/2021).
Politisi PDI Perjuangan ini mengatakan, nenek Rumiyah telah terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) namun belum terdaftar di MBR (masyarakat berpenghasilan rendah).
Karena kedua sistem ini tidak saling terkoneksi, maka bantuan dari pemerintah tidak pernah diterima.
Pertama dan terakhir bantuan yang diterima adalah Bantuan Sosial Tunai (BST) dari Kementerian Sosial (Kemensos) pada Maret 2021 lalu. Sebelum dan setelah itu tidak pernah mendapat bantuan, termasuk dari Pemkot Surabaya.
"Saya mengapresiasi langkah Wali Kota Surabaya Pak Eri Cahyadi, yang meminta anak buahnya turun lapangan. Karena masih banyak nenek Rumiyah lainnya di Surabaya yang belum tersentuh bantuan dari pemerintah. Ini tugas bersama semua lapisan birokrat. Kemudian setelah tahu, juga jangan acuh. Tapi harus responsif," ungkap Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya ini.
Baca juga: Siswa MBR Terlanjur Beli Seragam, Komisi D DPRD Surabaya Minta Pemkot Mengembalikan
Khusnul juga mengapresiasi inovasi Pemkot Surabaya berbentuk aplikasi, yang mana warga bisa mengusulkan dirinya sendiri maupun keluarga dan saudaranya yang dirasa membutuhkan dan belum dapat bantuan dari pemerintah.
Aplikasi tersebut bernama Usul Bansos yang dapat diakses melalui laman https://usulbansos.surabaya.go.id/.
Meski aplikasi ini bisa menjadi jawaban, lanjut Khusnul, namun perlu diingat adalah tidak semua warga Surabaya memiliki smartphone dan paham soal teknologi informasi.
Sehingga, perlu adanya keterlibatan semua pihak mulai dari RT, RW, tokoh masyarakat hingga Karang Taruna dan pilar sosial lainnya untuk menjembataninya.
“Pelibatan seluruh elemen ini sangat penting. Karena banyak yang warga yang tidak paham soal perkembangan teknologi informasi. Contohnya adalah nenek Rumiyah, beliau tidak punya handphone. Bagaimana bisa mendaftar? Jadi harus ada bantuan dari orang lain. Sekarang nenek Rumiyah sudah masuk data MBR setelah saya minta staf kecamatan untuk memasukkannya,” katanya.
Baca juga: Legislator PSI Desak Maksimalkan Capaian Vaksin untuk Pelajar dan Pendidik
Untuk memasukkan warga ke data MBR, Khusnul mengusulkan, agar bisa juga di data secara kolektif kemudian diserahkan ke kelurahan.
Setelah itu pihak kelurahan melakukan survei untuk melihat kondisi yang nyata. Jika sesuai, maka kelurahan bisa menyetujui dan meneruskan data tersebut ke Pemkot.
Khusnul menegaskan lagi, kepala seksi kesra di kelurahan juga harus mendukung betul. Siapapun itu, yang terdampak pandemi Covid-19 harus dimasukkan. Jangan pernah menghalangi orang untuk masuk ke data MBR.
"Dengan adanya aplikasi Usul Bansos ini harapannya tidak ada lagi warga yang mengeluh karena tidak mendapat bantuan dari pemerintah. Apalagi di masa pandemi Covid-19 ini, tentu banyak warga yang membutuhkan bantuan dari pemerintah," tandasnya. (byta/rg4)
Editor : Redaksi