BACASAJA.ID - Tiga ekor lumba-lumba terdampar di Pantai Sidem, Desa Besole Kecamatan Besuki. Mamalia cerdas berwarna hitam ini sering dipanggil lumba-lumba oleh warga.
Padahal mamalia ini mempunyai sebutan spesifik yang belum diketahui oleh masyarakat awam.
Baca juga: Hasil Nekropsi Lumba-lumba di Pantai Sidem, Ditemukan Keanehan pada Perut dan Rahimnya
Secara ilmiah, mamalia ini disebut lumba-lumba electra atau yang lebih dikenal dengan sebutan paus kepala melon (Peponocephala electra).
Lalu dimana sebenarnya habitat mamalia laut ini? Analis Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar Wilayah Kerja Jawa Timur, Suwardi menjelaskan mamalia ini sering melintasi Samudera Hindia.
Samudera Hindia dan Laut Selatan Jawa selama ini dikenal sebagai jalur migrasi berbagai jenis paus, termasuk paus kepala melon yang terdampar di Pantai Sidem.
“Secara alami Laut Selatan Jawa menjadi jalur migrasi berbagai Janis mamalia laut,” ujarnya.
Beberapa paus yang menjadikan Laut Selatan Jawa sebagai jalur migrasinya adalah paus biru, hiu paus, paus kepala melon dan beberapa jenis lumba-lumba.
Menurut Suwardi, migrasi yang dilakukan biasanya dilakukan setahun sekali. Namun pihaknya belum mempunyai data lengkap terkait migrasi ini.
Sayangnya 1 dari 3 paus itu gagal untuk diselamatkan. 1 paus ditemukan mati pada Senin (6/9/21) pagi. Matinya paus ini diperkirakan pada Minggu (5/9/21) malam sekitar pukul 23.00.
Paus yang mati diperkirakan berumur sekitar 2 tahun. Untuk memastikan penyebab kematian dan terdamparnya paus ini, pihaknya menggandeng FKH (Fakultas Kedokteran Hewan) Unair melakukan nekropsi (autopsi pada hewan) pada bangkai paus ini.
Beberapa organ dan jaringan paus ini diambil, seperti sampel pernafasan, pencernaan dan otak.
“Akan dicek, ada gangguan atau tidak, ada parasit atau tidak,” jelas Suwardi.
Hasil pemeriksaan jaringan dan sampel dari paus itu diperkirakan diketahui 2 Minggu kedepan.
Disinggung kejadian serupa terdamparnya mamalia laut, Suwardi jelaskan hampir tiap Minggu pihaknya menerima laporan ini.
Terlebih sejak 2 bulan lalu, dimana cuaca di tengah laut memburuk.
Meski demikian cuaca buruk di lautan bukanlah satu-satunya penyebab terdamparnya mamalia ini.
“Bisa karena lapar, gangguan disorientasi, parasit penyakit, terjaring nelayan, gangguan seismik survey bawah laut, kita belum tahu pasti ya,” jelasnya.
Untuk paus yang terdampar di Sidem, pihaknya memperkirakan mereka menepi karena cuaca buruk dan kelelahan, sehingga tidak bisa balik ke perairan dalam.
Sebelumnya, 2 kejadian paus terdampar terjadi di perairan selatan Tulungagung. Pada Sabtu (4/9/21) ada anak paus yang terdampar di Pantai Sine, Desa Kalibatur Kecamatan Kalidawir.
Lalu pada Minggu (5/9/21) pagi 3 paus kepala melon terdampar di Pantai Sidem Desa Besole Kecamatan Besuki. 1 dari 3 paus itu gagal diselamatkan dan mati. (JP/t.ag/RG4)
Editor : Redaksi