Memasuki Musim Penghujan, Wilayah Tulungagung Rawan Bencana

bacasaja.id
Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo beserta tiga pilar memeriksa kesiapan personil dan sarana penanggulangan bencana.

BACASAJA.ID - Memasuki musim penghujan dan dampak fenomena La Nina, sejumlah wilayah di Tulungagung rawan terkena bencana alam.

Setidaknya ada 3 jenis bencana alam yang mengancam wilayah Tulungagung saat musim hujan.

Baca juga: Anak Berusia 10 Tahun Ditemukan tak Bernyawa di Sungai Kalimas Surabaya, Ini Identitasnya

"Apakah itu banjir, tanah longsor, angin puting beliung," ujar Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo selepas apel kesiapsiagaan bencana di halaman Pemkab Tulungagung, Senin (25/10/21).

Maryoto melanjutkan, mengantisipasi bencana tersebut, sesuai dengan instruksi BNPB dan BPBD provinsi, pihaknya melakukan persiapan, baik sarana dan personil.

"Kita tidak mengharapkan, tapi lebih waspada terhadap datangnya bencana," jelasnya.

Menurut Maryoto, dalam setahun terakhir di Tulungagung setidaknya terjadi 4 bencana puting beliung, belum lagi bencana banjir, beberapa tanah longsor dan banjir rob.

Sementara itu Kepala BPBD Kabupaten Tulungagung, Soeroto menjelaskan pihaknya telah memetakan daerah rawan bencana.

Dari pemetaan itu, hampir semua desa di Kecamatan Pagerwojo dan Sendang menjadi daerah rawan longsor.

"Hampir semua desa, di Sendang ada 13 desa, di Pagerwojo 11 desa," jelasnya.

Untuk daerah rawan banjir berada di Kecamatan Campurdarat, Besuki dan Bandung. Banjir di wilayah itu merupakan banjir kiriman dari wilayah Trenggalek.

Baca juga: 30-an Rumah di Karangpilang Terdampak Banjr, BPBD Gerak Cepat Menangani

Saat curah hujan tinggi di Trenggalek, pintu dam dibuka dan air menuju saluran Parit Agung dan Parit Raya di wilayah Bandung dan Besuki.

"Ketemu di wilayah Bandung dan Besuki, air meluber dan terjadi banjir ancar," terang Soeroto.

Banjir ancar biasanya terjadi sebentar, sekitar 2-3 jam air akan kembali surut.

Sedang daerah rawan puting beliung berada di Kecamatan Pakel, Sumbergempol, Boyolangu, Ngunut, Kalidawir, Campurdarat, Rejotangan dan Kedungwaru.

Kemunculan angin puting beliung biasanya diawali dengan munculnya awan "kumulus nimbus" atau awan hujan. Lalu hujan rintik-rintik hingga deras.

Baca juga: Belasan Rumah dii Surabaya Rusak Akibat Diterjang Hujang Disertai Angin Kencang

Tak berselang lama muncul angin yang semakin lama semakin kencang, hingga bisa merobohkan pepohonan dan rumah.

"Daerah yang sering terjadi memang daerah yang sering dilalui atau jalur angin," katanya.

Jika muncul tanda diatas, masyarakat diminta waspada, dan mencari tempat berlindung yang aman.

Pihaknya telah menyiagakan petugas dan peralatan jika sewaktu-waktu terjadi bencana, termasuk mengerahkan alat berat jika kerusakan terhitung parah dan tidak bisa dilakukan secara manual (JP/t.ag).

Editor : Redaksi

Hukum
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru