BACASAJA.ID - Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo memantau pelaksanaan ujian Seleksi Kemampuan Bidang (SKB) calon aparatur sipil negara (CASN), Rabu (15/12/21).
Mereka yang mengikuti SKB adalah yang lolos ujian seleksi kemampuan dasar (SKD). SKD dilakukan pada 21 September 2021 lalu, dan diikuti oleh lebih dari 2.500 orang.
Baca juga: LOWONGAN CPNS 2024! Pendaftaran Dimulai 20 Agustus, Pemerintah Buka 250.407 Formasi
Mereka yang lolos SKD sebanyak 439 orang, dan memperebutkan 169 formasi. Meski demikian, Maryoto ungkapkan jumlah itu masih jauh dari kebutuhan ASN di Pemkab Tulungagung.
“Kalau dilihat kebutuhan sangat kurang,” jelasnya.
Dirinya contohkan, jumlah guru ASN di tingkat SD. DI tingkat ini rata-rata hanya kepala sekolah yang berstatus ASN, sedang gurunya berstatus sukarelawan.
Dirinya berharap peserta ujian yang lolos nantinya mempunyai kapasitas dan bisa melakukan pelayanan maksimal pada masyarakat.
Sementara itu, Plt Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Tulungagung, Kamsiah melalui Kabid Pengadaan, Informasi dan Profesi Aparatur Sipil Negara (ASN), Pongky Kurniawan mengatakan dari 439 peserta, hanya 415 orang yang ikuti ujian di Hotel Crown.
Sisanya tersebar di Kantor Regional (Kanreg) BKN yang paling dekat dari rumahnya. Sebagian peserta memang bukan berasal dari Tulungagung, namun mereka mendaftar di Tulungagung.
“Karena anjuran pemerintah untuk mengurangi bepergian, maka mereka ikut ujian di Kanreg BKN terdekat dengan rumahnya,” jelas Pongky.
Baca juga: Dugaan Penipuan CPNS, Anak Nia Daniaty dan Suaminya bakal Diperiksa Polisi Besok
Dari jumlah 415 itu, 5 orang langsung dinyatakan gugur, lantaran tidak hadir dalam pelaksanaan ujian. Selain itu ada beberapa formasi yang kosong, lantaran tidak ada pendaftarnya.
“Dokter spesialis tidak ada, sekitar 7 orang,” jelasnya.
Posisi ini tetap dikosongkan lantaran tidak bisa diisi dari formasi lainya. Posisi kosong lainya adalah formasi disabilitas.
Meski tidak ada pendaftarnya, jalur disabilitas masih bisa diisi dari formasi lainya yang sejenis. Ujian dilakukan dalam 3 gelombang. Setiap gelombang berlangsung selama 1 jam 30 menit.
Untuk mengantisipasi kecurangan, komputer akan direstart setiap pagi, sehingga data dalam komputer itu hilang dan tidak bisa diakses oleh peserta berikutnya.
Baca juga: Komisi II DPR RI Soroti Masalah CASN 2021 mulai Sistem CAT hingga Passing Grade
“Kita enggak bisa menyalakan (komputer) tanpa ada login dari BKN,” jelasnya.
Sebelum memasuki ruang ujian, seluruh peserta harus melewati skrining kesehatan. Skrining dilakukan untuk mencegah timbulnya klaster dalam ujian ini.
Peserta harus bisa menunjukan bukti negatif rapid antigen. Jika reaktif atau menunjukan gejala mirip covid-19, peserta tetap diperbolehkan ikut ujian di ruangan khusus yang sudah disediakan.
“Ada 6 bilik yang kita persiapkan,” terangnya. Terakhir dalam pelaksaan ujian ini ada jeda 90 menit untuk membersihkan tempat ujian, sebelum digunakan oleh peserta berikutnya. (JP/t.ag/RG4)
Editor : Redaksi