BACASAJA.ID - Pemkot Surabaya bersiap menindaklanjuti rencana pemerintah pusat memberikan vaksin dosis ketiga (booster) secara gratis.
Saat ini, pemkot tengah menunggu rencana teknis pemberian vaksin. Ada sejumlah teknis yang saat ini menunggu arahan pemerintah pusat.
Baca juga: Ungkap Toko Tekstil di Surabaya yang Atur Sholat Jumat Karyawan Digilir, Cak Ji: Koyok Arisan Ae
Di antaranya, jumlah stok vaksin yang diberikan kepada masing-masing daerah, waktu kedatangan vaksin, jenis vaksin hingga teknis vaksinasi untuk masing-masing kategori.
Wakil Walikota Surabaya Armuji menyebutkan, capaian vaksinasi di Kota Surabaya telah melampaui target nasional.
Tercatat dosis 1 mencapai 2.847.174 atau 128,36%, dan dosis 2 mencapai 2.263.572 atau 102,05% (Sumber Dashboard Vaksinasi Kemenkes).
"Dengan tingginya prosentase warga yang telah divaksin dosis pertama maupun dosis kedua, Kota Surabaya siap untuk menerima Vlvaksin ketiga atau vaksin booster bagi warga," tegas Armuji, Rabu (12/1/2022).
Baca juga: Usai Minta Maaf ke Armuji, Bos CV Sentosa Seal Dilaporkan Mantan Karyawan ke Polres Pelabuhan Perak
Dirinya menyampaikan, sesuai dengan Instruksi Presiden Joko Widodo, vaksin booster diutamakan dahulu untuk kelompok Lansia dan Rentan untuk mengantisipasi Mutasi Virus Covid 19 dalam berbagai Varian.
"Saat ini Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinkes telah menyusun skema Vaksin Booster untuk lansia dan kelompok rentan, sembari menunggu kedatangan stok Vaksin dari Pusat," tegas Armuji.
Ia juga bersyukur pasca tahun baru 2022 di Kota Surabaya tidak ada lonjakan kasus karena masyarakat mematuhi anjuran pemerintah kota sehingga kondisi demikian mendukung agenda pemulihan ekonomi yang telah dicanangkan.
Baca juga: Minta Maaf ke Wawali Surabaya Armuji, Jan Hwa Diana Cabut Laporan di Polda Jatim
Tercatat pada 11 Januari 2022 hanya terdapat 7 Kasus Aktif. Kumulatif angka positif sebesar 67.096, kesembuhan mencapai 64.531 dan meninggal 2.558.
"Kita bersyukur memasuki Minggu kedua bulan Januari tidak ada lonjakan berarti, optimis pemulihan ekonomi rek," imbuhnya. (*/RG4)
Editor : Redaksi